2016, Pemerintah Siap Geliatkan Perekonomian RI

Menko Perekonomian Darmin Nasution
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta/Files
VIVA.co.id
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
- Pertumbuhan ekonomi nasional pada 2015, dipastikan tidak mencapai target yang ditetapkan pemerintah. Namun, untuk tahun depan pemerintah menyatakan kesiapannya untuk menghadapi sejumlah tantangan ekonomi, baik dari domestik, maupun global.

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Selasa 1 Desember 2015, mengatakan Indonesia telah melewati masa-masa sulit sepanjang tahun ini. 

BI Tak Akan Perlonggar Uang Muka Kredit Motor
Dia menegaskan, pemerintah siap untuk mengembalikan geliat perekonomian dalam negeri.

"Kami harus jelaskan ke masyarakat, kita sudah lewati yang terburuk. 2016, pemerintah lebih siap dan langsung bisa tancap. Tahun sebelumnya, banyak sekali pembenahan internal yang dilakukan hampir setengah tahun," ujar Darmin di Hotel Borobudur, Jakarta.

Darmin menjelaskan, upaya pemerintah untuk mendongkrak ekonomi nasional adalah dimulai dari reformasi struktural yang saat ini sedang dijalankan. Namun, hal ini diperlukan adanya sinergi antara pemerintah pusat maupun daerah.

"Kami sudah lebih siap membalikkan arah. Reformasi yang kami lakukan, mulai dari paket kebijakan yang menyentuh daerah. Kalau pemerintah daerah bisa benahi masalah yang ada, itu bisa ciptakan optimisme," kata dia.

Hal senada turut diungkapkan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo. Agus menilai, reformasi yang dilakukan pemerintah telah membangun optimisme sendiri terhadap pasar. 

Optimisme ini yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan ekonomi ke depan.

"Saya lihat, Indonesia memiliki potensi untuk hadapi 2016. Reformasi disubsidi BBM (bahan bakar minyak), di BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) ada PTSP (pelayanan terpadu satu pintu), infrastruktur juga dilakukan serius, dan deregulasi terus berjalan," kata dia.

Peran bank sentral ke depannya, kata Agus, adalah dengan tetap menjaga stabilitas fiskal yang mumpuni, agar tidak rapuh akan sentimen negatif. Apalagi, reformasi yang dilakukan pemerintah juga menyasar pada sektor keuangan nasional.

"Kami akan konsisten menjaga, agar kebijakan moneter kita mengarah pada inflasi yang rendah, dan terkendali. Menjaga CAD (defisit transaksi berjalan) menuju lebih sehat," tuturnya.



Pesan ke pemerintah 

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani, meminta kepada pemerintah untuk bersinergi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan. 

Koordinasi yang selama ini tumpang tindih, diharapkan tidak terulang di 2016.

"2016, koordinasi pemerintah harus dorong kebersamaan sikap. Masalah yang sudah diputuskan, diharapkan segera turun. Yang masih terganjal itu di Eselon satu dan Eselon dua. Masih tidak nyambung," kata dia.

Kepala Ekonom Bank Rakyat Indonesia, Anggito Abimanyu, mengatakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang optimal, diperlukan stimulus fiskal moneter yang juga mumpuni. 

Dengan demikian, gejolak ekonomi, baik dari domestik maupun global mampu teratasi.

"Kami harus seimbangkan dengan sumber pertumbuhan dari negara. Harus ada kemampuan fiskal moneter untuk bisa mengatasi gejolak," ungkapnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya