Yuan Jadi Mata Uang Internasional, Ini Keuntungannya Bagi RI

Uang kertas yuan yen dan dolar
Sumber :
  • REUTERS/Truth Leem/Files
VIVA.co.id
BI Tak Akan Perlonggar Uang Muka Kredit Motor
- Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) sudah memasukkan mata uang Negeri Tirai Bambu, yuan (renminbi), menjadi mata uang internasional pada Senin 30 November 2015 waktu setempat.

Harapan BI dari Penerapan 7 Days Repo Rate

Dengan ini, yuan akan masuk keranjang
Aliran Dana Asing ke RI Tembus Rp130 Triliun
Special Drawing Rights (SDR) bersama mata uang utama dunia, seperti dolar Amerika Serikat (AS), euro, poundsterling, dan yen, yang berlaku secara operasional mulai Oktober 2016.


Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, mengatakan, masuknya yuan sebagai mata uang internasional, akan memberikan keuntungan tersendiri bagi Indonesia. Terlebih, BI sudah menggunakan mata uang tersebut sebagai cadangan devisa.


"Secara umum, kami sambut baik. Selama ini, yang namanya yuan atau Renminbi sudah jadi bagian dari cadangan devisa," ujar Agus di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa 1 Desember 2015.


Agus menjelaskan, ada dua keuntungan yang didapatkan Indonesia.
Pertama
, dapat mengurangi ketergantungan ke dolar AS, yang selama ini digunakan dalam setiap transaksi perdagangan, baik ekspor maupun impor.


"Yuan tentu akan jadi mata uang yang dipakai perdagangan internasional. Jadi akan banyak digunakan untuk transaksi. Sekarang, volume perdagangan kita dengan Tiongkok sangat besar. Impor dari Tiongkok US$30 miliar, dari Indonesia ke Tiongkok sampai US$15 miliar," kata dia.


Keuntungan
kedua
, kata Agus, yakni mampu mewujudkan penggunaan rupiah dan yuan untuk kegiatan ekspor dan impor antara Indonesia dan Tiongkok.


"Kalau Yuan sudah menjadi bagian SDR, tentu nanti kegiatan ekspor dan impor menggunakan rupiah dan renminbi semakin dapat diwujudkan. Tapi, perlu sosialisasi yang baik oleh otoritas Tiongkok," ungkapnya.


Sekedar informasi, Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Xi Jinping, telah menyatakan komitmennya untuk membantu Indonesia dengan cara meningkatkan fasilitas pertukaran mata uang (Bilateral Currency Swap Arrangement/BCSA), dari yang sebelumnya sebesar US$15 miliar, menjadi US$20 miliar. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya