Sumber :
- REUTERS/Truth Leem/Files
VIVA.co.id
- Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) sudah memasukkan mata uang Negeri Tirai Bambu, yuan (renminbi), menjadi mata uang internasional pada Senin 30 November 2015 waktu setempat.
Dengan ini, yuan akan masuk keranjang
Special Drawing Rights
(SDR) bersama mata uang utama dunia, seperti dolar Amerika Serikat (AS), euro, poundsterling, dan yen, yang berlaku secara operasional mulai Oktober 2016.
Baca Juga :
Inflasi Terkendali, BI: Akhir Tahun di Bawah 4%
Agus menjelaskan, ada dua keuntungan yang didapatkan Indonesia.
Pertama
, dapat mengurangi ketergantungan ke dolar AS, yang selama ini digunakan dalam setiap transaksi perdagangan, baik ekspor maupun impor.
"Yuan tentu akan jadi mata uang yang dipakai perdagangan internasional. Jadi akan banyak digunakan untuk transaksi. Sekarang, volume perdagangan kita dengan Tiongkok sangat besar. Impor dari Tiongkok US$30 miliar, dari Indonesia ke Tiongkok sampai US$15 miliar," kata dia.
Keuntungan
kedua
, kata Agus, yakni mampu mewujudkan penggunaan rupiah dan yuan untuk kegiatan ekspor dan impor antara Indonesia dan Tiongkok.
"Kalau Yuan sudah menjadi bagian SDR, tentu nanti kegiatan ekspor dan impor menggunakan rupiah dan renminbi semakin dapat diwujudkan. Tapi, perlu sosialisasi yang baik oleh otoritas Tiongkok," ungkapnya.
Sekedar informasi, Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Xi Jinping, telah menyatakan komitmennya untuk membantu Indonesia dengan cara meningkatkan fasilitas pertukaran mata uang (Bilateral Currency Swap Arrangement/BCSA), dari yang sebelumnya sebesar US$15 miliar, menjadi US$20 miliar. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Agus menjelaskan, ada dua keuntungan yang didapatkan Indonesia.