Sumber :
- Dok. Danny Choo
VIVA.co.id
- Ilmuwan China, yang berada di belakang pembangunan pusat kloning terbesar di dunia, mengklaim tidak hanya bisa memproduksi hewan tiruan tapi juga manusia. Sayangnya, mereka belum mau melakukan hal ini karena khawatir dengan reaksi publik.
Hal ini disampaikan pimpinan dari Boyalife Group, Xu Xiaochun. Dia mengklaim telah meningkatkan penemuannya dalam mengkloning hewan primata. Proses itu diklaim telah berjalan dengan baik dan bisa menjadi tahap biologis selanjutnya untuk melakukan uji coba ke manusia.
"Bisa juga dijadikan semacam katalog untuk mengumpulkan dan menciptakan kembali spesies yang terancam punah demi menjaga kelangsungan hidup di masa depan melalui regenerasi," ujar Xiaochun.
Boyalife merupakan perusahaan Korea yang bermitra dengan Sooam. Mereka pernah bersama melakukan proyek menghidupkan kembali mammoth dari kepunahan dengan cara mengkloning sel yang ditemukan dari Siberia. Perusahaan itu tercatat sudah mengkloning 550 anak anjing dengan biaya US$100.000 per ekor.
Fasilitas kloningan itu memang akan menjadi yang terbesar karena ditargetkan mampu memproduksi satu juta anak sapi dalam setahun, berikut anjing pendengus dan salinan genetik dari hewan peliharaan warga. Pabrik itu akan dibuat dengan biaya sekitar US$29 juta.
Pabrik ini akan memakan lahan seluas 15.000 meter persegi, terdiri dari laboratorium, pusat hewan, bank gen dan ruang pameran. Letaknya di kota pelabuhan Tianjin, dekat Beijing. Ditargetkan akan beroperasi pertengahan tahun depan.
Halaman Selanjutnya
"Bisa juga dijadikan semacam katalog untuk mengumpulkan dan menciptakan kembali spesies yang terancam punah demi menjaga kelangsungan hidup di masa depan melalui regenerasi," ujar Xiaochun.