Pasar Iklan TV 2015, Pendapatan Terbesar Rp9,94 Triliun

Ilustrasi siaran televisi.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhammad Firman
VIVA.co.id
Ini Penyebab Iklan di Televisi Turun
-  Media Audio Visual seperti televisi masih menguasai pasar iklan yang ada di Indonesia. Minat perusahaan-perusahaan untuk memasang iklan di media Audio Visual masih terbilang tinggi sebab pengusaha masih meyakini bahwa TV adalah media yang dapat mempengaruhi masyarakat untuk mengkonsumsi suatu produk.

2016, Belanja Mobile Advertising Capai Rp130 Miliar

Berdasarkan data Adstensity, stasiun televisi Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) masih menguasai pasar iklan di Indonesia. Tercatat selama Januari hingga November 2015, RCTI memperoleh pendapatan iklan senilai Rp9,94 Triliun.
Kontribusi Belanja Iklan Digital AS-Asia Pasifik Terbesar


"RCTI disusul oleh rivalnya, SCTV (Surya Citra Televisi) yang memperoleh sebanyak Rp8,89 Triliun pada periode  yang sama," ujar CEO PT Sigi Kaca Pariwara, Sapto Anggoro, di Jakarta, Kamis, 10 Desember 2015.


Ia menjelaskan, kesuksesan RCTI ini diikuti oleh MNC TV, dan Global TV yang berasal dari 'bendera yang sama. Ketiganya berhasil menggenggam sebanyak 36 persen pangsa pasar periklanan TV di Indonesia. Angka ini, kata dia, cukup jauh meninggalkan kompetitor terdekat, yakni Surya Citra Media (SCM) Group, yaitu SCTV dan Indosiar, yang menguasai pangsa pasar sebesar 24 persen.


"Kemudian disusul VIVA Group 17 persen, Trans Group 15 persen,  Metro TV empat persen dan Kompas TV dua persen," kata dia.


Untuk diketahui, Adstensity merupakan aplikasi untuk membaca pergerakan iklan secara kuantitatif di seluruh televisi, baik di terestrial, digital, maupun streaming. Adstensity merupakan produk dari PT. Sigi Kaca Pariwara yang berfokus di data riset komersial iklan komersial.


Adstensity melakukan perekaman seluruh iklan televisi di 13 stasiun utama (mianstream) di Indonesia, antara lain RCTI, SCTV, Indosiar, MNC TV, TransTV, Trans7, Global TV, MetroTV, TVOne, ANTV, Kompas TV, TV Net, dan TVRI.


Dari seluruh iklan tercatat volume dan harga iklan sesuai dengan yang dipublikasikan (
publish rate
) berdasarkan nilai bruto. Namun, Adstensity tidak dapat mengetahui diskon iklan, yang hanya melibatkan pemegang merek dan pemilik stasiun televisi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya