Filosofi 'Kejar Kuda' Mochtar Riady

Mochtar Riady.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
Tips Sukses Bisnis Pencucian Mobil dan Motor
- Siapa tak kenal Mochtar Riady. Tangannya dikenal dingin di dunia usaha. PT Bank Central Asia Tbk dan Grup usaha Lippo merupakan buah keuletan dan kegigihannya berusaha.

Tips Sukses Jalani Usaha Kecil dari Pengusaha Sepatu
Dalam forum MarkPlus Conference 2015 di Jakarta, Kamis 10 Desember 2015, Mochtar yang mendapat anugerah Lifetime Achievement 2015, karena berhasil menjadi bukti hidup sosok yang banyak melakukan gebrakan di dunia perbankan dan properti Tanah Air, menceritakan pengalamannya jatuh bangun di dunia usaha.

Kisah Sukses Pria Probolinggo, Pilih Berdagang daripada PNS
Lahir di Batu dan besar di Kota Malang, Jawa Timur, suatu hari Mochtar muda mengutarakan niatnya hijrah ke Jakarta kepada sang ayah. Niat Mochtar dipertanyakan, mengingat Jakarta merupakan kota besar. Sementara itu, sang ayah tahu benar anaknya tak memiliki uang cukup untuk modal usaha.

Namun, Mochtar meyakinkan ayahnya. Saat itu, ia menganalogikan hidupnya tak ubahnya seperti bonsai. "Bonsai itu tidak akan pernah tumbuh besar, akan kerdil terus, karena ia ditanam di dalam pot. Tidak ke mana-mana. Kalau tanaman ingin tumbuh besar, ia harus ditanam di tempat terbuka," kata Mochtar.

Setelah berhasil meyakinkan ayahnya, Mochtar pun berangkat ke Jakarta. Di Jakarta ia merintis PT Bank Windu Kencana. Dalam usahanya, Mochtar memakai filosofi "kejar kuda".

Setelah dirasa cukup berhasil meningkatkan performa bank ini, ia kemudian merasa perlu "kuda" baru. Ia pun hijrah ke PT Bank Buana, dan PT Bank Panin.

Enam tahun dipegangnya, Bank Panin menunjukkan kinerja luar biasa. Momentum itu lah yang membuat ia kembali merasa membutuhkan "kuda" baru untuk lebih berkembang. Ia pun mengejar mimpinya membentuk bank kliring di luar Bank Indonesia.

Seiring dengan perjalanan kariernya, ia melihat adanya monopoli sejumlah sektor industri di bawah usaha Liem Sioe Liong. Mochtar pun menawarkan kerja sama untuk membangun bank kliring. 

"Saya kemudian dipercaya memegang BCA. Waktu itu belum seperti sekarang. Karyawannya masih 27 orang," kata Mochtar.

Ia kemudian membentuk tim kurir untuk pengiriman dana ke daerah-daerah demi mempersingkat waktu dari yang berlaku saat itu selama 45 hari. Usahanya berhasil. BCA kemudian tumbuh menjadi bank besar, dan berbagai produk dikeluarkan. 

Tabungan Tahapan BCA yang kini meraih sukses besar, menjadi salah satu produk yang dipopulerkan. Karena produk ini lah yang membuat BCA dikenal sebagai bank dengan komposisi dana murah terbaik.

Namun, di awal 1990-an, Mochtar memutuskan hengkang dari BCA dan membangun Grup Lippo yang bergerak di sektor keuangan, media, dan properti. Meski kini memiliki kerajaan bisnis sendiri dan tidak lagi di BCA, Mochtar mengaku bangga melihat bank yang dibangunnya itu kini menjadi salah satu bank swasta nasional terbaik di Tanah Air.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya