Sumber :
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- Presiden Joko Widodo melakukan inspeksi mendadak proyek pembangunan rel kereta api Bandara Soekarno Hatta, Banten, Senin, 14 Desember 2015.
Ditemui di lokasi proyek, di kawasan bandara Soekarno-Hatta, Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan, mengatakan panjang keseluruhan rel kereta api itu nanti mencapai 12 kilometer. Dia menjelaskan, dari Stasiun Batu Ceper, Tangerang, hingga ke Bandara Soekarno-Hatta, proses pengadaan tanahnya sudah dilakukan.
Sebab, ada beberapa tanah yang harus dibebaskan, selain 6 kilometer milik PT Angkasa Pura II. "Sebagian selesai, sebagian masih diurus," ujar Jonan, di lokasi.
Di tempat yang sama, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, Ferry Mursyidan Baldan, menjelaskan kendala utama pembangunan kereta bandara, yakni karena ada rute yang berbelok dan mengalami perubahan.
Selain itu, penolakan keras dari masyarakat, seperti di Batu Ceper, juga menjadi kendala. Lainnya, seperti adanya lahan yang menempel di jalan tol. Meskipun, kini masyarakat sudah mulai menerima.
"Enggak terlalu panjang tapi menyangkut masyarakat. Hanya Tanah Tinggi sekitar 1 kilometer. Waktu itu sempat ada penolakan yang harga mati," jelasnya.
Baca Juga :
Mukernas Rampung, PPP Djan Faridz Dukung Jokowi
Sementara itu, Dirut PT KAI, Edi Sukmoro, mengatakan sudah mencari jalan keluar dengan penolakan masyarakat yakni dengan memberdayakan warga tersebut untuk menjadi pegawai KAI.
Dengan begitu, tidak ada kesan pemerintah membeli tanah untuk mengusir warga. "Di sisi lain butuh pengembangan, jadi kami butuh pegawai," jelasnya.
Adapun pembangunan infrastruktur kereta bandara ditargetkan selesai 2016 dan operasional dilakukan awal 2017. Seperti diketahui, pemerintah menganggarkan Rp2,5 triliun untuk pembangunan kereta bandara.
Rute kereta bandara nantinya adalah Manggarai, Sudirman, Duri, Batu Ceper, dan masuk Bandara Soekarno-Hatta.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dengan begitu, tidak ada kesan pemerintah membeli tanah untuk mengusir warga. "Di sisi lain butuh pengembangan, jadi kami butuh pegawai," jelasnya.
