Rupiah Tergelincir, Pemerintah Tidak Punya Kebijakan Khusus

Darmin Nasution.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA.co.id
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
- Jelang rapat Federal Open Market Committe (FOMC)  pada pertengahan bulan ini, yang akan memutuskan apakah bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan menaikkan suku bunganya, pergerakan rupiah terus mengalami tekanan. Bahkan, hari ini rupiah kembali terperosok ke level Rp14.000 per dolar AS.

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengakui, rencana The Fed untuk memperkuat kebijakan moneternya memang memberikan andil tersendiri terhadap pergerakan rupiah saat ini.

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya
"Karena kebijakan The Fed, kemudian banyak yang berspekulasi. Itu masih bisa terjadi (kenaikan suku bunga)," ujar Darmin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin malam, 14 Desember 2015. 

Pemerintah dalam hal ini, kata Darmin, tidak akan tinggal diam. Sejumlah kebijakan untuk mengembalikan posisi rupiah ke level fundamentalnya akan dikeluarkan dalam paket kebijakan ekonomi selanjutnya.

"Kami tidak ada kebijakan khusus untuk itu (merespons rupiah). Yang secara langsung melakukan ya Bank Indonesia (BI). Kami bisa ada pengaruhnya, tapi tidak langsung. Mungkin satu dua hari," kata dia.

Meski demikian, mantan Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan ini optimistis laju rupiah pada tahun depan akan sesuai target yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah (APBN) 2016 sebesar Rp13.900.

"Ini dia (Rupiah) naik, karena bunga mau naik. Nanti juga kembali mereda. Begitu lho," tutur dia. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya