Ini Masalah Ekonomi 2015 yang Masih Jadi Hantu Tahun Depan

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menurun
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id
- Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyatakan, setidaknya lima permasalahan utama yang menyebabkan kinerja perekonomian dalam negeri terhambat. Dua faktor tersebut dinyatakan telah selesai, tiga lainnya dianggap menjadi tantangan ke depan bagi pemerintah.

Ekonom INDEF, Berly Martawardaya, mengungkapkan, kedua masalah yang telah usai sepanjang tahun 2015 ialah perubahan nomenklatur kementerian lembaga yang menyebabkan tersendatnya anggaran belanja pemerintah, dan kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed).

"Dari segi penyerapan anggaran, sudah mulai jalan. Waktu itu lambat karena adanya penggabungan antarkementerian. Itu tidak akan terjadi lagi tahun depan. Kemudian hantu The Fed. Sudah tidak akan ada," ujar Berly dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu 19 Desember 2015.

Berly menjelaskan, ketiga masalah yang masih berisiko dialami pada 2016 yaitu adalah bencana kebakaran hutan, swasembada pangan, sampai dengan kegaduhan yang ditimbulkan para menteri ekonomi Presiden Joko Widodo dalam mengomentari tiap permasalahan ekonomi tanah air.
Dolar Menguat Bikin Harga Emas Merosot

"Rp200 triliun itu hilang karena asap. Ini harus dicatat. Kemudian harga beras. Harus ada swasembada pangan. Sampai tahun ini belum tercapai. Apalagi, ada kegaduhan ekonomi," kata dia.
Harga Minyak AS Naik, Wall Street Bergerak Positif

Kegaduhan tersebut, kata dia, lebih banyak ditimbulkan usai perombakan kabinet beberapa waktu silam. Salah satu kegaduhan itu datang dari  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, yang selalu memberikan pandangannya atas kisruh persoalan ekonomi Indonesia.
Investor Takut Ekonomi AS Menurun, Wall Street Anjlok

"Pak Darmin (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) itu bagus. Pak Rizal (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman) ini bikin gaduh. Jangan ribut 'kepret' di luar. Harus bantu Presiden. Jangan jadi menambah masalah," tutur Berly.

Menurut dia, perlu adanya koordinasi antarkementerian maupun lembaga untuk menyelaraskan segala hal yang tidak perlu diungkap kepada khalayak. Dengan demikian, meskipun kisruh tersebut meluas, hal ini tidak akan merusak citra dari menteri terkait.

"Kekompakan kabinet. Itu yang diperlukan. Apa masalahnya dibicarakan. Solusi, dan tahapan ke depan seperti apa. Ini yang harus dilakukan," ungkapnya. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya