Rupiah Diprediksi Sulit Bangkit dari Rp14.000

Ilustrasi mata uang.
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga
VIVA.co.id
- Awal pekan menjelang tutup tahun 2015, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih rentan melemah.

Meskipun, pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu nilai tukar mata uang garuda itu menguat 91 poin atau 0,65 persen ke level Rp13.918 per dolar AS. 

"Kami masih mengharapkan jika terjadi pelemahan maka hanya tipis, sehingga laju rupiah tidak terperosok ke zona merah lebih dalam. Laju rupiah di atas target batas bawah Rp14.050 per dolar AS. Sementara pergerakan rupiah akan berada di level Rp14.048 hingga Rp14.020 per dolar AS," kata Analis NH Korindo Securities, Reza Priyambada, di Jakarta, Senin, 21 Desember 2015.

Reza menjelaskan, pasca laju dolar Amerika Serikat mengalami pelemahan seiring dengan berkurangnya sentimen kenaikan suku bunga The Fed, rupiah sulit bangkit.
Harapan BI dari Penerapan 7 Days Repo Rate

"Karena keputusan The Fed tersebut menjadi realita kondisi makroekonomi global," tuturnya.
Aliran Dana Asing ke RI Tembus Rp130 Triliun

Selain itu, Reza menambahkan, penurunan kembali harga minyak mentah global memberikan kesempatan bagi laju dolar Amerika Serikat untuk menguat. 
Jaga Likuiditas, BI Minta Pemerintah Stop Penerbitan SUN

Akibatnya, menjadi sentimen negatif bagi laju mata uang lainnya, termasuk terhadap rupiah.

"Untuk itu tetap cermati imbas kembali positifnya laju dolar AS," katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya