Ini Motor Perekonomian Indonesia Tahun Depan

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA.co.id
Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS
- Pada 2016, diperkirakan menjadi tahun pemulihan ekonomi bagi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi saat itu, diprediksi meningkat meningkat di angka 5,3 persen, atau lebih tinggi dari konsensus sebelumnya sebesar 4,9 persen. 

Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016
Selain itu, diproyeksikan index harga saham gabungan (IHSG) akan mencapai level 5.300 pada akhir 2016, atau meningkat hampir 20 persen dari kinerja saat ini.

Orang-orang Kaya Sedunia Lagi 'Ketakutan' Saat Ini
Head of Indonesia Research in Credit Suisse, Jahanzeb Naseer mengatakan, ada beberapa sektor yang diperkirakan akan mendorong perekonomian tahun depan. 

"Lebih condong ke arah portfolio di sektor otomotif, properti, telekomunikasi, kebutuhan bahan pokok, dan sektor konstruksi," kata Naseer di Jakarta, Senin 21 Desember 2015.

Ia menjelaskan, pada sektor otomotif pada 2015, merupakan tahun yang cukup berat, khususnya dari sisi volume penjualan kendaraan roda empat, dengan penurunan penjualan yang mendekati 20 persen.
 
Kabar baiknya, kata dia, masa terburuk itu telah terlewati. Sebab, ia melihat beberapa potensi pemulihan yang ditandai dengan munculnya model-model baru mobil. 

"Volume penjualan sudah mulai stabil di rata-rata 80-90 ribu unit per bulan, sementara dari segi peluncuran mulai membaik. Kami memprediksi 10 persen pertumbuhan pada 2016, disebabkan oleh peluncuran model baru, pembiayaan yang lebih ringan, serta pemulihan ekonomi," kata dia.

Labih lanjut, kata dia, sektor konstruksi akan didorong pertumbuhannya melalui momentum pengeluaran untuk proyek baru dan penawaran-penawaran lainnya. Lalu, sektor telekomunikasi yang mana akan terjadi pertumbuhan harga jual rata-rata yang disebabkan berkurangnya diskon data.
 
"Dengan adanya konsolidasi industri dan akhir dari siklus belanja modal, hal ini dapat berujung pada peningkatan cash flow," katanya.

Lalu, dua sektor lainnya, adalah industri bahan pokok dan properti. Di mana, industri bahan pokok, kata dia, ternyata lebih kuat di tengah perlambatan 
ekonomi pada 2015.

Hal ini, juga akan terjadi pada tahun depan, sebab sektor ini juga diuntungkan oleh pengeluaran pemerintah, di tengah konsumsi industri bahan pokok yang juga diminati. 

"Untuk properti akan diuntungkan oleh perubahan inflasi dan siklus suku bunga. Sektor properti juga akan diuntungkan dengan kebijakan baru yang akan diluncurkan, termasuk regulasi loan to values ratio yang lebih mudah dan persyaratan KPR yang lebih mudah dari bank," katanya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya