Sumber :
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Sepuluh tahun lagi, pemenuhan kebutuhan minyak dan gas (migas) dalam negeri dipenuhi dari impor. Hal ini disebabkan oleh produksi migas yang diprediksi mengecil.
Baca Juga :
Pertamina Pelajari Rencana PLN Caplok PGE
Baca Juga :
Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE
Presiden Direktur Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi, Slamet Riadhy mengatakan, tahun produksi migas Pertamina hanya 600 ribu barel per hari.
"Kebutuhan kita itu dua juta barel. Nanti, kita banyak impor," kata Slamet kepada wartawan di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Selasa 22 Desember 2015.
Dia mengatakan, ekspansi hulu migas harus dilakukan untuk mengamankan kebutuhan energi di Indonesia. Dikatakan bahwa perusahaan pelat merah, melalui Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi, mengelola daerah eksplorasi di Aljazair, Irak, dan Malaysia.
"Kami ini mempunyai produksi rata-rata mendekati 39 ribu BOEPD (barrel equivalent oil per day) di Aljazair, 36,3 ribu bph di Irak, dan 38 ribu di Malaysia.
Slamet pun mengatakan, Pertamina berkomitmen akan menyumbang produksi migas sebanyak 1 jutaan BOEPD yang diperoleh dari luar negeri.
"Pertamina pernah menjanjikan kepada pemerintah bahwa Pertamina akan mempunyai produksi dari luar 1,9 juta BOEPD," kata dia. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dia mengatakan, ekspansi hulu migas harus dilakukan untuk mengamankan kebutuhan energi di Indonesia. Dikatakan bahwa perusahaan pelat merah, melalui Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi, mengelola daerah eksplorasi di Aljazair, Irak, dan Malaysia.