PLN Teken Kontrak Listrik Rp280 Triliun

Petugas PLN memperbaiki gardu distribusi PLN
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
34 Proyek Pembangkit Listrik Mangkrak, Negara Merugi
- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyelesaikan penandatanganan kontrak perjanjian jual beli listrik (
power purchase agreement
PMA Tak Merata Akibat Kurang Listrik
/PPA) dan kontrak pembangunan pembangkit listrik dengan jumlah 17.340 megawatt (MW). Total nilai investasinya mencapai puluhan miliar dolar Amerika Serikat.

Strategi Menteri Arcandra Targetkan PLTP 7.000 MW
"Total nilai investasi dari keseluruhan kontrak yang sudah ditandatangani senilai US$20 miliar atau Rp280 triliun," kata Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, di Jakarta, dikutip dalam keterangannya, Rabu, 23 Desember 2015.

Sofyan mengatakan, perusahaan pelat merah ini juga telah menandatangani kontrak PPA untuk pembangunan pembangkit listrik 8.040 MW. "Ini merupakan pertama kali kami melaksanakan penandatanganan sekaligus sebesar ini," kata dia.

Sofyan mengatakan, dari 17.340 MW pembangkit yang telah ditandatangani, ada 4.291 MW pembangkit listrik yang menggunakan energi bersih dan terbarukan, seperti gas, air, dan panas bumi.

Selebihnya menggunakan batu bara dengan jumlah kapasitas mencapai 13.049 MW. Pilihan ini merupakan optimasi dari ketersediaan energi primer yang ada di Indonesia serta memanfaatkan potensi energi primer di masing-masing lokasi.

Adapun sebaran lokasi pembangkit yang sudah ditandatangani kontraknya mencakup hampir seluruh wilayah Indonesia dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Sofyan mengatakan, para kontraktor yang terpilih untuk mengerjakan proyek pembangkit 35 ribu MW telah menjalani serangkaian proses pengadaan tender secara ketat dan transparan. 

Mereka membawa teknologi pembangkit terbaru yang berasal dari negara Jepang, Tiongkok, Amerika, dan Eropa.

"Mengingat angka investasi yang sangat besar, dan kelistrikan kita sangat tergantung pada keberhasilan dari para pengembang dan kontraktor ini, maka tingkat sukses dari program ini perlu dijaga sehingga dapat mencapai 100 persen," tuturnya.

Sofyan mengatakan, dengan akan dimulainya pembangunan 17.340 MW pembangkit tersebut, dalam enam bulan ke depan dapat dipastikan terjadi peningkatan kegiatan ekonomi.

Sebab, dalam kurun waktu tersebut para kontraktor sudah memulai pekerjaan pendahuluan seperti survei lapangan yang tentu saja memerlukan tenaga kerja. 
Proyek 35 ribu MW ini diharapkan mempunyai multiplier effect yang cukup besar, sehingga akan berdampak kepada penyediaan lapangan kerja 650 ribu tenaga kerja langsung dan 3 juta tenaga kerja tidak langsung. 

Selain itu, kegiatan pembangunan ini akan membantu kegiatan ekonomi dalam negeri, sehingga akan meningkatkan penggunaan kandungan dalam negeri pada produk yang digunakan. 

Misalnya, proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Jati A akan menggunakan produk peralatan utama berupa boiler buatan pabrik boiler di Surabaya.

"Setelah beroperasi nantinya, ketersediaan listrik dari pembangkit-pembangkit itu akan menopang industri dan bisnis untuk menggerakkan ekonomi," kata dia. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya