Soal Dana Ketahanan Energi, Sudirman Janji Bakal Transparan

Sudirman Said, mantan Menteri ESDM.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Irwandi Arsyad
VIVA.co.id
Menkeu Tegaskan Tak Ada Penghapusan Subsidi Solar
- Pemerintah akan memungut dana ketahanan energi dari bahan bakar minyak (BBM) mulai tahun depan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, menganggap wajar terjadi pro dan kontra terhadap kebijakan itu.

BBM Turun, Astra Yakin Penjualan Kendaraan Meningkat
"Yang penting nanti kami tunjukan cara pengelolaan yang profesional, transparan, dan akuntabel," kata Sudirman, di Jakarta, dikutip dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 26 Desember 2015.

Sudirman: Harga BBM Tak Berubah hingga September 2016
Seperti diketahui, pemerintah akan memungut dana sebesar Rp200 per liter dari premium dan Rp300 per liter dari solar. 

Hal ini bertujuan untuk mengembangkan energi baru terbarukan dan membangun infrastruktur cadangan strategis.

"Secara konsepsi dana ini dapat digunakan untuk mendorong explorasi agar depletion rate (angka penurunan) cadangan kita bisa ditekan. Dana ini juga bisa digunakan untuk membangun infrastrukur cadangan strategis. Pun dapat digunakan untuk membangun energi yang sustainable, yaitu energi baru dan terbarukan (EBT)," kata dia.

Sudirman mengatakan, di samping mengembangkan EBT, kebutuhan yang paling mendesak saat ini adalah dana stimulus untuk eksplorasi migas, panas bumi (geothermal), dan batubara. 

Hal ini disebabkan investasi di sektor-sektor energi itu turun.

"Eksplorasi harus kami lakukan untuk mengetahui dengan akuran cadangan kita," kata dia.

Sudirman mengatakan, bahwa dana ini berupa uang negara pada umumnya dan akan disimpan oleh Kementerian Keuangan. Kementerian ESDM menjadi pengguna dana tersebut. 

Dia menuturkan, bahwa pungutan dana dan penggunaannya akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPKP) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Secara internal audit dilakukan oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian ESDM atau BPKP. Selanjutnya BPK pasti akan mengaudit juga," kata mantan direktur utama PT Pindad itu. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya