Sumber :
VIVA.co.id
- Manajemen maskapai penerbangan Lion Air Group mengakui jika pada 27 Desember 2015, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 926 dengan rute Denpasar–Makassar, setelah mengudara kurang lebih 25 menit, Pilot In Command memutuskan kembali ke Denpasar atau Return To Base.
Baca Juga :
AirAsia Tawarkan Tiket Rp299 Ribu ke Malaysia
Baca Juga :
Jokowi: Kereta Akan Kurangi Macet di Bandara
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Rabu 30 Desember 2015, keputusan pilot itu untuk menjamin keamanan dan keselamatan penerbangan.
Baca Juga :
Air France Luncurkan Maskapai Berbiaya Murah
"Pilot in Command mengambil keputusan karena adanya indikator yang terkait dengan pintu pesawat yang menyala dan memerlukan pegecekan sesuai dengan prosedur," kata Public Relations Manager Lion Air Group, Andy M Saladin.
Selanjutnya setelah pesawat kembali di Bandara Ngurah Rai Denpasar, penumpang kemudian diberangkatkan keesokan harinya dengan menggunakan pesawat yang lain.
Setelah dilakukan investigasi, dijelaskan awak kabin yang bertugas telah melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang berlaku. "Pilot yang mengemudikan pesawat juga telah melaksanakan tugasnya dengan baik dan mengambil keputusan yang tepat," ujarnya.
Bahkan setelah dilakukan rangkaian pengecekan terhadap pesawat tidak ditemukan adanya kerusakan pada pintu pesawat atau bagian lain pesawat. Pesawat telah dapat dioperasikan kembali setelah mendapat persetujuan dari instansi yang berwenang.
Seperti diberitakan, pengalaman tak menyenangkan menggunakan layanan Lion Air kembali dikeluhkan oleh penumpang. Salah satu penumpang dengan akun Facebook Kartini Kongsyahyu, menuliskan pengalaman mendebarkan dan mengancam nyawa bersama Lion Air.
Baca juga
Dalam postingan di Facebook, Kartini menceritakan pengalaman penerbangan pada 27 Desember 2015 dari Denpasar Bali menuju Makassar.
Pesawat dijadwalkan terbang pukul 21.00 waktu Bali, namun delay satu jam tanpa alasan jelas. Kartini menuliskan setelah satu jam berlalu, Lion Air mengumumkan delay kembali, namun disertai dengan alasan delay yang tak jelas.
"Delay lagi dengan berbagai macam alasan dari pesawat dibersihkan dulu, pesawat rusak, tunggu pesawat pengganti dari jogja atau surabaya datang, sampai akhirnya jam 12 malam barulah naik ke pesawat (total 3jam delay)," tulis dia.
Derita Kartini bersama penumpang lainnya tak berhenti dengan delay tiga jam tersebut. Kartini menuliskan saat pesawat lepas landas mulai terdengar suara aneh yaitu suara gemuruh keras seperti bunyi 10 vacuum cleaner atau 20 hair dryer dinyalakan bersamaan.
Halaman Selanjutnya
Selanjutnya setelah pesawat kembali di Bandara Ngurah Rai Denpasar, penumpang kemudian diberangkatkan keesokan harinya dengan menggunakan pesawat yang lain.