Buka Perdagangan Baru, RI Lirik Negara Ini

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Trikasih Lembong.
Sumber :
  • viva.co.id/Chandra G. Asmara
VIVA.co.id
RI Tolak Kebijakan Kemasan Rokok Tanpa Merek di Australia
- Kondisi perekonomian India saat ini tengah naik daun. Meskipun negara berkembang lain terkena imbas dari perlambatan ekonomi global, India adalah salah satu negara yang mampu tumbuh cukup tinggi ditengah gejolak global tersebut.

Bahas Produksi Lada, Enam Negara Duduk Bareng
Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong mengungkapkan, momentum ini akan dimanfaatkan pemerintah untuk meningkatkan kerja sama bilateral perdagangan dengan India. Mengingat negara-negara tujuan perdagangan utama seperti Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok belum membaik.

Strategi Mendag Atasi Calo Daging Sapi
"Pertumbuhan India itu tertinggi di antara semua negara berkembang. Kami memang mau memberikan perhatian khusus perdagangan ke India," kata Thomas saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 4 Januari 2016.

Bahkan, Thomas memaparkan, Presiden Joko Widodo telah meminta secara khusus untuk meningkatkan kerja sama dengan Negeri Hindustan tersebut. Utamanya, adalah kerja sama di bidang farmasi yang merupakan salah satu sektor unggulan dari India.

"Pak Presiden memerintahkan, khususnya di bidang farmasi. Mereka unggul utamanya diobat-obatan generik. Mereka telah menjadi eksportir beras terbesar di antara US$3 miliar sampai US$5 miliar per tahun. Dalam upaya diversifikasi impor, kami akan kejar kesana," kata dia.

Tidak hanya India, pemerintah juga mengintip peluang untuk menjalin kerja sama dengan negara-negara lain seperti Australia dan Kanada di sektor peternakan dan agrikultur. Thomas mengakui, kerjasama ini akan merangkap dengan kerja sama lainnya di sektor ekonomi.

"Kita punya modal, punya tenaga kerja yang jumlahnya besar, dan upahnya kompetitif. Mereka (Australia dan Kanada) punya kecanggihan. Kami sedang siapkan juga pendekatang terpadu antara pariwisata, industri, dan investasi. Jadi, sekarang lebih ke hubungan ekonomis," tutur Thomas Lembong.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya