Indikator Membaik, Perbankan Proyeksi BI Rate Turun

Gubernur BI Agus Martowardojo ketika memberikan keterangan pers.
Sumber :
  • ANTARA/ Wahyu Putro A
VIVA.co.id
- Bank Indonesia (BI) hari ini, Rabu, 13 Januari 2016, melaksanakan hari pertama Rapat Dewan Gubernur (RDG), untuk menentukan arah kebijakan moneter dalam negeri ke depannya.  Salah satu kebijakan yang dibahas, adalah mengenai naik atau tidaknya tingkat suku bunga acuan.

Dalam sebelas bulan terakhir, bank sentral tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuannya di level 7,5 persen, tepatnya pada Februari 2015 lalu. Sebelumnya, tingkat suku bunga acuan berada di level 7,75 persen.

Direktur Utama PT Bank Permata, Roy Arman Afandy, mengatakan apabila melihat sejumlah indikator dalam negeri yang mulai mengalami perbaikan, seperti laju inflasi dan likuiditas perbankan, sinyal penurunan suku bunga acuan memang tetap menguat.

"Inflasi cukup rendah. Kedua, likuiditas di perbankan cukup baik. Ini merupakan beberapa indikator pendorong penurunan suku bunga," ujar Roy, saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta.
Laba Bank Mayora Ditopang Naiknya Penyaluran Kredit

Namun, dia menegaskan, keputusan tersebut tetap menjadi wewenang penuh bank sentral. Roy memprediksi, apabila memang BI menurunkan tingkat suku bunga acuan, maka penurunannya tidak akan signifikan.
BI Prediksi Desember Puncak Inflasi 2016

"Saya tidak ingin mendahului BI. Tapi saya lihat, memang indikasi untuk penurunan ada. Mungkin turun tidak banyak, dan dilakukan bertahap juga," tuturnya.
489 Kepala Daerah Bersiasat Inflasi 2018 Harus 3,5 Persen

Sekadar informasi, langkah bank sentral untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuannya sepanjang tahun 2015 memang sempat memunculkan kritik dari para pejabat negara. Mulai dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, sampai dengan beberapa menteri kabinet kerja.
Pengguna ATM Bank Mandiri.

Dana Deklarasi Tax Amnesty Bank Mandiri Sudah Rp70 Miliar

Lebih banyak berupa deposito dan giro.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016