Harga Minyak Sentuh Level Ini, Banyak Perusahaan Bangkrut

Anjungan lepas pantai
Sumber :
  • REUTERS/Koranyi Balazs/Files
VIVA.co.id
- Harga minyak mentah dunia yang terus merosot menjadi alasan yang kuat bagi pengusaha untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Tak hanya itu, anjloknya harga membuat minat investasi di sektor itu ikut menurun drastis tidak terkecuali di Indonesia.

Dewan Pakar Ikatan Ahli Perminyakan Indonesia (IATMI), Benny Lubiantara menyampaikan, harga minyak internasional merupakan patokan utama penentu besaran investasi di sektor itu. Karena akan berkaitan pada besarnya biaya dan keuntungan yang dihasilkan. 

Baca juga:

"Kalau perusahaan mau investasi baru, harus ada minimal harga, kalau harga US$30 per barel, tidak akan ada yang mau," ujar Benny di Kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu, 13 Januari 2016. 
Sejak Jokowi Jadi Presiden Investasi Tiongkok Ke RI Melonjak

Namun kata dia, meskipun harga minyak dunia terus melemah, saat ini belum ada perusahaan perminyakan yang menutup usahanya. Perusahaan minyak, tentu akan terus memproduksi sampai bisa menutupi variabel kerugian selisih penurunan harga itu. 
Thomas Lembong akan Revisi Daftar Negatif Investasi

"Sampai US$20 masih bisa, tapi kalau sudah sampai US$10 atau US$5, memang masih ada (perusahaan) yang ‎enggak tutup, kalau di darat mungkin mereka bisa bertahan, tapi yang di laut, akan makin banyak yang tutup," kata dia. 
Enam Bulan, Realisasi Investasi Energi Mencapai US$876 Juta

Lebih lanjut, ia menyatakan, tidak ada perusahaan yang mau melakukan pengeboran perminyakan baru ketika harga sudah semakin m‎elemah. Perusahaan minyak, kata dia, akan memilih terus berusaha menutupi biaya ketimbang menutup perusahaan. 

Baca juga:

"Secara itungan umum, tidak akan ada pengeboran baru, kalau udah di bawah US$30 pasti enggak akan ada lagi yang mau ngebor," terangnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya