Teror Bom Sarinah, Pasar Modal Dipenuhi Sentimen Negatif

Ilustrasi investor pasar modal.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Teror pemboman dan penembakan di Sarinah, telah menimbulkan sentimen negatif pada bursa saham. Investor khawatir dengan kondisi keamanan di dalam negeri.

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada penutupan sesi pertama Kamis 14 Januari 2016, makin anjlok dan turun 1,72 persen, atau 77,85 poin di posisi 4.459,32.

Analis dari Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, mengatakan anjloknya IHSG hari ini, salah satunya disebabkan oleh sentimen negatif pasar terhadap teror bom yang terjadi di kawasan sarinah, Thamrin Jakarta.

"IHSG tadi pagi sempet menguat, tetapi turun lagi karena sentimen bom Sarinah," ujarnya kepada VIVA.co.id.

Transaksi perdagangan awal hari ini sekitar 120.802 frekuensi, dengan volume 1,85 miliar saham senilai Rp2,43 triliun. Hanya terdapat 43 saham naik, 221 saham turun, dan 800 saham stagnan.

Kiswoyo menjelaskan, terperosoknya IHSG, lantaran ada kekhawatiran dari para pelaku pasar mengenai kondisi keamanan nasional. Ia memperkirakan, sentimen ini akan berlangsung selama dua hingga tiga hari.

"Ada kepanikan pasar. Ini sudah biasa kalau ada bom, IHSG turun, dan dua sampai tiga hari baru bisa pulih," tuturnya.

Analis LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo, menambahkan, teror bom yang tengah berlansung memicu kekhawatiran pasar. Hal ini merupakan tantangan tersendiri dari pihak aparatur keamanan negara.

Tidak hanya IHSG, sentimen negatif teror bom Sarinah juga berimbas pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Apalagi, jika ekspektasi pasar pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan dirilis hari ini tidak sesuai dengan ekspektasi.

"Pelemahan rupiah pasti akan terjadi," ucapnya. (asp)

Pekerja membersihkan kaca di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November

IHSG fluktuatif dan turun terus hingga 11,65 poin.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016