Awas, Rupiah Bisa Tergelincir Harga Minyak

Ilustrasi mata uang.
Sumber :
  • ANTARA/Rivan Awal Lingga
VIVA.co.id
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
- Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpeluang melanjutkan tren depresiasi, akibat sentimen negatif penurunan harga minyak dunia dan pelemahan nilai tukar yuan.

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
Analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, mengatakan saat ini kurs rupiah sedang menguji batas bawah di level Rp13.910 per dolar AS dengan target batas atas di posisi Rp13.870 per dolar AS.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
"Namun, rupiah berpeluang kembali melemah hingga menembus support. Tetap perhatikan sentimen yang ada," kata Reza kepada VIVA.co.id, di Jakarta, Selasa, 19 Januari 2016.

Dia mengatakan, perkiraan sebelumnya yang menyebutkan bahwa rupiah akan menguat sementara, gagal terealisasi. Menurut Reza, kondisi ini disebabkan oleh berlanjutnya penurunan harga minyak mentah dunia, sehingga menekan rupiah yang merupakan mata uang berbasis komoditas.

"Sehingga, risk and reward masih membayangi para pelaku pasar di dalam negeri. Apalagi Bank Indonesia memangkas suku bunga di akhir pekan lalu," ujarnya.

Reza mengungkapkan, meski kemarin yuan tertolong rilis kenaikan house price index, namun karena menjelang dirilisnya data ekonomi Tiongkok kuartal IV-2015 yang diperkirakan stagnan, maka membuat yuan hanya menguat terbatas terhadap yen dan dolar AS.

"Setelah pembatasan yang dilakukan PBOC (People's Bank of China), membuat yuan kembali naik meski terbatas. Kebijakan yang dilakukan PBOC sepertinya berhasil membawa pelaku pasar untuk melakukan aksi beli terhadap yuan," tuturnya.

Sementara itu, lanjut Reza, di pasar spot rupiah sempat menguat terbatas sebelum berakhir di zona merah. 

"Rilis data ekonomi AS yang kurang memuaskan membuat pelaku pasar mempunyai celah untuk memanfaatkan keunggulan di tengah kurang stabilnya pasar global," tuturnya.

Dia menambahkan, data ekonomi Tiongkok yang diperkirakan stagnan membuat laju rupiah menjadi terbatas dan cenderung melemah. 

"Sebelumnya kami sampaikan, tren pelemahan rupiah dapat berlanjut, jika dolar AS menunjukan penguatan, terutama jika harga minyak mentah tidak mengalami peningkatan," ucapnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya