Terbebani Harga Minyak, Bursa Wall Street Anjlok

Sumber :
  • REUTERS/Eduardo Munoz

VIVA.co.id - Indeks saham utama Amerika Serikat ditutup lebih rendah pada akhir perdagangan Rabu waktu New York, dengan indeks S & P 500 berada di level terendah sejak 2014.

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Seperti dikutip dari laman CNBC, Kamis, 21 Januari 2016, melemahnya indeks disebabkan karena harga minyak terus melanjutkan penurunannya. Harga minyak mentah berjangka AS untuk pengiriman Februari kembali turun US$1,91 atau 6,71 persen ke level US$26,55 per barel, atau menjadi harga terendah sejak Mei 2003.

"Harga minyak tentu membebani jiwa investor. Apalagi ditambah dengan data ekonomi AS yang tidak sepenuhnya baik," kata Eric Wiegand, Senior Portfolio Manager US Bank Private Client Reserve.

Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah

Adapun, data ekonomi yang dirilis kemarin, yakni indeks harga konsumen AS pada Desember 2015 turun 0,1 persen. Sedangkan indeks selain pangan dan energi menguat 0,1 persen, setelah sebelumnya dalam tiga bulan berturut-turut naik 0,2 persen.

Selain itu, izin mendirikan bangunan pada Desember 2015 di AS turun 3,9 persen, sedangkan penjualan perumahan turun 2,5 persen. 

Saham di Wall Street Ditutup Sedikit Menguat

The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar diperdagangkan di bawah 27.

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir anjlok 249,28 poin (1,56 persen) ke level 15.766,74, dengan saham IBM yang memimpin pelemahan saham. Sementara itu, indeks S&P 500 turun 22 poin (1,17 persen) ke level 1.859,33, dipimpin oleh saham sektor energi. 

Adapun indeks Nasdaq melemah 5,26 poin (0,12 persen) ke level 4.471,69.

Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York hampir mencapai 1,5 miliar unit saham dengan volume komposit mendekati 6,4 miliar unit saham.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya