Realisasi Investasi Sepanjang 2015 US$5,9 Miliar

Gedung BKPM.
Sumber :
  • Istimewa
VIVA.co.id
- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat Singapura menduduki peringkat pertama dalam realisasi investasi di Indonesia sepanjang tahun 2015. Angkanya mencapai US$5,9 miliar.


"Realisasi PMA berdasarkan lima negaranya adalah Singapura sebesar US$5,9 miliar, Malaysia US$3,1 miliar, Jepang US$2,9 miliar, Belanda US$1,3 miliar, dan Korea Selatan US$1,2 miliar," kata Kepala BKPM, Franky Sibarani, dalam konferensi pers "Realisasi Penanaman Modal PMDN-PMA Triwulan IV dan Januari-Desember Tahun 2015" di kantor BKPM, Jakarta, Kamis 21 Januari 2016.


Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, M. M. Azhar Lubis, mengatakan bahwa lima sektor usaha yang realisasi investasinya terbesar adalah sektor pertambangan US$4 miliar, sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi US$3,3 miliar, sektor industri logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronik US$3,1 miliar, sektor listrik, gas, dan air US$1 miliar, serta sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran US$2,4 miliar.
BKPM Dorong Investasi Pariwisata di Pulau Kalimantan


Thomas Lembong akan Revisi Daftar Negatif Investasi
"Kalau seluruh sektor industri digabung, terlihat industri memberikan kontribusi sebesar US$11,8 miliar atau 40,2 persen dari total PMA (Penanaman Modal Asing)," kata Azhar di tempat yang sama.

Cari Data Investasi Lebih Akurat BKPM Gandeng BPS

Lalu, bagaimana untuk realisasi investasi PMA pada kuartal IV tahun 2015? Franky mengatakan bahwa berdasarkan negaranya, Singapura masih menjadi penyumbang terbesar dalam realisasi investasi, yaitu sebesar US$2,3 miliar. Disusul Hong Kong sebesar US$500 juta, Belanda US$400 juta, Jepang US$4 juta, dan Tiongkok US$200 juta.


Sementara itu, dilihat dari sektor usaha, realisasi investasi sektor listrik, gas, dan air sebesar US$1,4 miliar, sektor industri logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronik US$1 miliar, sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran US$1 miliar, sektor pertambangan US$900 juta, serta sektor tanaman pangan dan perkebunan sebesar US$700 juta.


"Kalau seluruh industri digabung, terlihat industri berkontribusi sebesar US$3 miliar atau 38,2 persen dari total PMA," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya