RI Beli Listrik Malaysia untuk Pasok Listrik ke Kalimantan

Sumber :
  • http://www.reinha.com/

VIVA.co.id - Pemerintah Indonesia melalui PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan kerja sama jual beli atau ekspor impor tenaga listrik dengan SESCO Malaysia selama 25 tahun untuk memenuhi pasokan listrik di Kalimantan Barat (Kalbar).

Manajer Senior Public Relation PLN, Agung Murdifi, mengatakan, untuk lima tahun pertama Indonesia akan membeli listrik dari Malaysia sebesar 50 Megawatt (MW) saat lewat waktu beban puncak (LWBP) dan 230 MW saat waktu beban puncak (WBP).

Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE

"Sedangkan untuk lima tahun berikutnya, PLN memungkinkan untuk menjual listrik ke Malaysia,"‎ ujar Agung, dalam keterangan persnya, Jumat 22 Januari 2016.

Kerja sama ini diwujudkan dalam bentuk tersambungnya interkoneksi jaringan listrik kedua negara di Kalbar dan Serawak, pada Rabu 20 Januari 2016 pukul 14.26 WIB lalu. Interkoneksi melalui saluran udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 275 kilo Volt (KV) sirkuit satu antara gardu induk tegangan extra tinggi (GITET) Bengkayang dan GITET Mambong (SESCO) Malaysia.

Ia menyampaikan, pada tahap awal interkoneksi ini, SESCO Malaysia akan menyalurkan daya listrik sebesar 10 MW, dan secara bertahap akan dinaikkan menjadi 50 MW sampai periode akhir Maret 2016.

‎"Untuk selanjutnya, Malaysia, akan mensuplai 50 MW saat LWBP dan 230 MW saat WBP," kata dia.

Ia mengatakan bahwa impor listrik dari Malaysia ini merupakan bagian usaha PLN ‎Kalimantan Barat dalam rangka mengatasi defisit listrik yang sudah lama terjadi di wilayah Kalbar, khususnya di sistem khatulistiwa dalam dua tahun terakhir. Saat ini, sistem Kalbar mengalami defisit listrik sebesar 30 MW, dengan daya mampu sebesar 240 MW.

"Dengan masuknya listrik dari Malaysia sebesar 50MW ini akan menutupi defisit listrik di Kalbar," tutur dia. (one)

Pekerja memasang kawat baja sebelum pengujian tower transmisi listrik milik PLN. Foto ilustrasi

34 Proyek Pembangkit Listrik Mangkrak, Negara Merugi

Sari 34 proyek ada 12 proyek tidak bisa berlanjut.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016