Rupiah Masih Lesu di Rp13.840 per Dolar AS

Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Transaksi pergerakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari diperkirakan akan berada dalam kecenderungan melemah, meski dolar tengah berada dalam tren depresiasi terhadap sebagian besar mata uang.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
Dilansir Reuters, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS di Rp13.840 pada perdagangan pagi hari ini, Jumat 29 Januari 2016.
 
Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
"Laju rupiah menjelang akhir pekan cenderung bergerak melemah di tengah pelemahan laju dolar AS terhadap mata uang lainnya, seiring masih tetapnya tingkat suku bunga Bank Sentral AS (The Fed)," kata analis PT NH Korindo Securites Indonesia, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat, 29 Januari 2016.
 
Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
Namun demikian, pihaknya berharap pelemahan pada rupiah bersifat terbatas dan tidak membentuk tren pelemahan lebih dalam. "Rupiah berada di target batas bawah Rp13.897, serta target batas atas di level Rp13.845," ucapnya.
 
Reza menyebutkan, setelah The Fed mempertahankan tingkat suku bunga di awal tahun ini, laju dolar AS bergerak melemah terhadap euro, poundsterling, dolar Australia dan yuan, namun menguat terhadap yen.
 
"Para pelaku pasar kembali dilanda kekhawatiran pasca The Fed menyatakan soal kondisi ekonomi yang masih menurun, sehingga secara tak langsung memberikan sinyal negatif kepada para investor," tuturnya.
 
Selain itu, sentimen negatif juga muncul dari rilis data ketenagakerjaan Spanyol yang menurun ke level 20,9 persen dan pelemahan laju pertumbuhan ekonomi Inggris di 2015 yang saat ini sebesar 1,9 persen.
 
Sementara, katalis negatif bagi rupiah juga dipicu oleh Euro Area Business Confidence yang menyentuh level terendah sejak lima bulan terakhir. Sehingga membuat euro sempat melemah terhadap dolar AS, meski akhirnya dapat diimbangi oleh sentimen FOMC meeting.
 
"Namun seperti yang kita lihat, dolar AS melemah terhadap mata uang berbasis komoditas. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor penguatan terhadap harga minyak menjadi fokus pelaku pasar untuk pengambilan keputusan," ucapnya.
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya