Walt Disney dan Twitter Dorong Pelemahan Wall Street

Bursa Wall Street
Sumber :
  • REUTERS/Brendan McDermid
VIVA.co.id
- Mayoritas bursa Wall Street masih melanjutkan kinerja negatifnya pada perdagangan Rabu waktu setempat. Investor mencerna pernyataan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang tetap membuka kemungkinan kenaikan suku bunga lanjutan, meskipun dengan pertimbangan kondisi ekonomi AS. 

Dilansir dari Reuters, Kamis 11 Februari 2016, Dow Jones Industrial Average ditutup turun 99,64 poin atau 0,62 persen ke level 15.914,74, sementara itu indeks Standard & Poor's (S & P) 500 turun 0,35 poin,atau 0,02 persen ke level 1.851,86. Sedangkan indeks Nasdaq Composite IXIC naik 14,83 poin atau 0,35 persen ke level 4.283,59. 

"Pasar menguat pagi ini karena Janet Yellen (Gubernur Fed) menegaskan fakta The Fed akan secara lambat pada kenaikan suku bunga dimulai pada Desember. Tapi Yellen mengakui, pengetatan kondisi keuangan dan ketidakpastian ekonomi China," ujar Presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia, Peter Tuz. 

Saham Walt Disney (DIS.N) turun 3,8 persen menjadi US$88,85, dan menjadi hambatan terbesar pada Dow. Disney turun setelah melaporkan laba yang lebih rendah di jaringan olahraga ESPN.
Terkerek Harga Minyak, Bursa Asia Pasifik Bergerak Positif

Saham-saham teknologi dan kesehatan mengalami rebound dari kerugian baru-baru ini. Namun, The S & P indeks teknologi SPLRCT naik 0,4 persen, sementara saham-saham kesehatan SPXHC naik 0,9 persen.
Harga Minyak AS Naik, Wall Street Bergerak Positif

Saham Twitter (TWTR.N) menurun 1,8 persen menjadi US$14,70 dalam perdagangan hari itu. Setelah perusahaan mengatakan rata-rata pengguna aktif bulanan terhenti pada kuartal keempat. 
Investor Takut Ekonomi AS Menurun, Wall Street Anjlok

Menurut data Thomson Reuters, sekitar 9,1 miliar saham berpindah tangan di bursa AS pada perdagangan hari itu. Lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir yaitu 9,6 miliar saham. (one)
Ilustrasi Wall Street

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Pilpres Amerika serikat bikin galau investor AS.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016