Arti Penting Temuan Gelombang Gravitasi

Simulasi tabrakan lubang hitam yang melahirkan gelombang gravitasi
Sumber :
  • www.space.com

VIVA.co.id –  Penemuan gelombang gravitasi oleh peneliti Large Interferometer Gravitational Wave Observatory (LIGO) di Amerika Serikat pada pekan lalu dianggap akan mengubah secara mendasar studi alam semesta.

4 Cerita Alam Semesta Pararel yang Bikin Kamu Bingung

Pendeteksi gelombang tersebut bukan hanya membuktikan teori Relativitas Umum yang dicetuskan Albert Einstein seabad lalu, tapi juga menjadi jalan atau jendela baru dalam memahami misteri alam semesta.

Anggota tim LIGO, Vassiliki Kalogera, profesor fisika dan astronomi Northwestern University, AS mengatakan temuan gelombang yang muncul dari tabrakan antara dua lubang hitam raksasa itu sangat merevolusi studi alam semesta. Ia mengibaratkan temuan ini seperti saat pertama kalinya teleskop muncul untuk mengamati langit lebih detail dari sebelumnya.

Gelombang Radio Aneh Ditemukan di Alam Semesta

"Ini seperti Galileo yang menunjukkan teleskop untuk pertama kalinya di langit," kata Kalogera dikutip Space, Senin 15 Februari 2016.

Sedangkan Direktur Eksekutif LIGO, David Reitze mengatakan temuan gelombang gravitasi akan membawa manusia bisa lebih detail dalam mendengarkan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

5 Alasan Kemungkinan Alien Itu Benar-Benar Nyata Menurut Ahli

Deteksi gelombang gravitasi itu bisa dilakukan berkat sensitivitas dari fasilitas pengamatan LIGO. Dalam pengumumannya pekan kemarin, ilmuwan LIGO mengatakan mereka bisa menemukan gelombang itu dari tabrakan lubang hitam yang berukuran masing-masing 29 dan 36 kali massa matahari. Dengan sensitivtas fasilitas LIGO, dikatakan bisa mendeteksi lubang hitam yang berukuran 100, 200 sampai 500 kali massa matahari.

Diketahui lubang hitam, sesuai namanya, tidak memunculkan radiasi cahaya. Sehingga lubang hitam tak terdeteksi oleh teleskop selama ini, yang mengumpulkan dan mempelajari radiasi elektromagnetik.

Memang beberapa lubang hitam bisa dilihat oleh telskop berbasis cahaya, tapi itu karena material sekitar radiasi dan ilmuwan selama ini belum melihat contoh penggabungan lubang hitam dengan material radiasi di sekitar mereka.

Selama berabad-abad, astronom hanya dapat bekerja mengamati antariksa dengan optik cahaya. Memang belakangan, astronom membangun intsrumen yang memungkinkan mereka mempelajari alam semesta menggunakan sinar X, gelombang radio, gelombang ultraviolet dan sinar gamma. Tapi itu belum bisa untuk menyingkap lubang hitam.

Tapi pada cara yang sama, gelombang gravitasi telah potensial menunjukkan peneliti secara total fitur baru dari objek kosmik.

"Jika kita pernah beruntung untuk memiliki supernova dalam galaksi kita atau mungkin di galaksi terdekat, kita akan mampu melihat dinamika aktual apa yang terjadi di dalam supernova," kata salah satu pendiri LIGO, Rainer Weiss dari peneliti dari Institut Teknologi Massachusetts (MIT).

Weiss mengatakan gelombang gravitasi muncul pada saat supernova, sebagai konsekuensinya, maka peneliti akan bisa menemukan apa yang terjadi di dalam objek pengamatan antariksa misalnya 'jeroan' supernova.

Misteri lain yang bisa diungkap dengan deteksi gelombang gravitasi itu adalah bintang neutron.

Diketahui kepadatan bintang neutron masih sukar dipahami. Material bintang neutron itu bisa punya bobot miliaran ton dari bobot bumi. Peneliti mengaku tak begitu yakin apa yang terjadi pada materi regular dalam kondisi ekstrem tersebut, tapi gelombang gravitasi diyakini menyediakan kunci yang sangat membantu karena gelombang ini membawa informasi bagian dalam bintang neutron.

Peneliti LIGO mengatakan sistem yang dimiliki dalam fasilitas pengamatan itu akan bisa mengingatkan teleskop berbasis cahaya saat detektor itu menangkap gelombang gravitasi.

Dengan adanya sistem peringatan dari LIGO itu, peneliti akan mungkin untuk mengamati beberapa peristiwa astronomi atau berbagai objek gelombang panjang cahaya dan gelombang gravitasi. Dengan demikian, sistem itu akan menyediakan gambaran yang utuh atas peristiwa astronomi tersebut.

"Saat apa yang terjadi, itu akan menjadi saya pikir hal besar berikutnya pada bidang penelitian ini," kata Rietze.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya