Wall Street Libur, Bursa Global Menguat Tajam

Para pialang di Bursa Wall Street.
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
- Bursa saham global naik tajam pada perdagangan Senin waktu setempat, setelah China menguatkan mata uang yuan dan harga minyak kembali naik. Hal itu, meredakan kekhawatiran terhadap deflasi global. 

Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah
Reli terjadi, saat data ekonomi China dan Jepang dirilis, karena permintaan aset investasi relatif aman juga memudar. Namun, pelaku pasar tetap waspada, terutama mengenai pertumbuhan dan kesehatan di sektor keuangan, demikian dikutip dari Reuters, Selasa 17 Februari 2016.

Harga Minyak Dunia Turun, Pasar Khawatir Stok Melimpah
Saham Eropa naik tiga persen, setelah turun hampir 10 persen selama dua minggu terakhir. Pergerakan bursa saham Eropa ini mengikuti bursa Asia yang menguat di awal pekan.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 2,3 persen, setelah kehilangan 10 persen nilainya sepanjang tahun ini. Indeks saham Jepang Nikkei melonjak tujuh persen di awal pekan ini, meski ekonomi alami kontraksi sekitar 1,4 persen.

Saham Eropa mengikuti di belakang mereka, yang berbalik arah menguat (rebound) empat persen pada saham sektor perbankan.

Namun, beberapa ahli strategi memperingatkan bahwa rebound hari Senin mungkin berumur pendek, dengan kekhawatiran bahwa bank sentral hanya memberi sedikit amunisi untuk melawan deflasi diinduksi minyak, arus keluar modal, dan kelemahan ekonomi di China, serta tekanan pada dunia keuangan sektor.

"Itu mungkin, kita bisa melihat pasar lebih tenang minggu ini, tetapi belum keluar dari masalah lama," kata Thomas Harr, kepala riset mata uang dari Danske Bank di Copenhagen.

Sementara itu, terhadap sejumlah mata uang global, dolar naik sedikit di 96,433, terendah dalam hampir empat bulan terakhir. Euro terakhir turun 0,6 persen pada US$1,1184.

Di China, Yuan melonjak lebih dari satu persen menjadi 6,4934 per dolar AS, setelah Bank Sentral China menetapkan level tengah 0,3 persen lebih kuat. Pimpinan bank sentral China juga menyatakan spekulan seharusnya tidak diperbolehkan untuk mendominasi sentimen pasar.

Sementara itu, Bursa saham Amerika Serikat, libur di awal pekan ini untuk memperingati President's Day. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya