Maskapai Penerbangan Tak Suka Harga Minyak Turun

Akbar al-Baker, pemilik Qatar Airways.
Sumber :

VIVA.co.id - Secara teori, industri penerbangan mendambakan murahnya harga minyak mentah. Namun, pada praktiknya sebagian besar maskapai penerbangan kurang senang dengan hal tersebut. 

Dilansir dari CNBC, Rabu 17 Februari 2016, maskapai mendapatkan keuntungan dari rendahnya harga komoditas tersebut. Sehingga, mahalnya biaya operasional bahan bakar jet yang biasa dikeluarkan menjadi lebih murah. 
 
Namun, Kepala Eksekutif Qatar Airways, Akbar Al Baker mengatakan, sesungguhnya penurunan harga minyak tersebut merupakan malapetaka bagi industri penerbangan. 
 
"Hal itu akan mengurangi perjalanan bisnis, perusahaan-perusahaan akan mengencangkan ikat pinggangnya, dan umumnya ada penurunan ekonomi," kata dia 
 
Dia mengatakan, maskapai yang berbasis di Timur Tengah tersebut sangat bergantung pada ekspor minyak. Menurunnya nilai ekspor minyak, sangat berpengaruh pada industri penerbangan di kawasan tersebut. 
Kilang Minyak Mini Akan Dibangun di Tengah Laut East Natuna
 
"Biaya bahan bakar yang lebih rendah saat ini, bukan kabar baik bagi saya, karena ada penurunan dalam perjalanan udara karena penurunan bisnis, akibat resesi yang terjadi," tegasnya. 
Lion Air Jajaki Kerja Sama dengan Arab Saudi
 
Seperti diketahui, perusahan -perusahaan besar di industri perminyakan terus terjelembab dalam keterpurukan, karena penurunan harga minyak dunia. Pada Januari, perusahaan jasa ladang minyak Schlumberger mengatakan, akan memangkas 10 ribu pekerjannya. Sementara itu, BP mengumumkan juga akan memangkas 4.000 perkerja. (asp)
Chevron Cari Pembeli Aset Panas Buminya di Indonesia
Pesawat AirAsia

AirAsia Tawarkan Tiket Rp299 Ribu ke Malaysia

Buka dua rute baru dari Jakarta.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016