Harga Minyak Anjlok, Penerimaan Negara Terancam Jeblok

Ladang minyak di California.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id - Realisasi penerimaan negara hingga 5 Februari 2016 mencapai Rp94,9 triliun, atau 5,2 persen dari target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 sebesar Rp1.822,5 triliun. Lebih rendah dari pencapaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp103,3 triliun.

Anggaran Banjir Minim, Belum Semua Sungai Dibenahi
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, anjloknya harga minyak dunia memberikan pengaruh tersendiri terhadap penerimaan negara, terutama di sektor minyak dan gas. Terbukti, penerimaan perpajakan yang bersumber dari Pajak Penghasilan (PPh) Migas hanya mencapai Rp2,8 triliun, atau 6,8 persen dari target yang dipatok dalam APBN 2016.
 
Harga Minyak Dunia Turun, Pasar Khawatir Stok Melimpah
"Penerimaan negara sampai dengan 5 Februari 2016, Rp94,9 triliun. Perpajakan Rp78,8 triliun dan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) sebesar Rp16,1 triliun," ujar Bambang di gedung DPR, Jakarta, Rabu 16 Februari 2016.
 
Menanti Data Inflasi China, Bursa Asia Dibuka Naik
Sementara itu, untuk belanja negara, tercatat sebesar Rp154,9 triliun, atau terserap 7,9 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN 2016 sebesar Rp2.095,7 triliun. Rinciannya, belanja pemerintah pusat terealisasi Rp64,8 triliun atau 4,9 persen, transfer daerah dan dana desa mencapai Rp100,1 triliun
 
Untuk belanja kementerian dan lembaga (K/L) sendiri, realisasinya mencapai Rp27,8 juta, atau 3,5 persen dari target yang dipatok dalam APBN 2016. Sementara itu, belanja non K/L, mencapai Rp57 triliun atau 6,8 persen.
 
"Defisit anggaran di APBN 2016, sampai dengan 5 Februari 2016 sebesar Rp70 triliun, atau 0,55 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto)," tegas Bambang. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya