Minyak Anjlok, Penerimaan Migas Potensi Turun Rp90 Triliun

Kegiatan industri migas/Foto ilustrasi.
Sumber :
  • ANTV/Veros Afif
VIVA.co.id
Stok Minyak Dunia Melimpah, Harga Terus Jatuh
- Harga minyak mentah dunia masih melanjutkan tren perlambatannya di awal tahun 2016. Namun anjloknya harga minyak mentah dunia turut memengaruhi penerimaan negara melalui sektor minyak dan gas.

Harga Minyak Dunia Turun, Pasar Khawatir Stok Melimpah

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyebutkan dengan melihat tren penurunan harga minyak dunia sekitar US$30 per barel, penerimaan negara melalui sektor migas pun berpotensi mengalami penurunan sebesar Rp90 triliun.
Harga Minyak Kembali Anjlok


"Kalau dari minyak dan komoditas itu harganya sampai US$30, mungkin turunnya bisa sampai Rp90 triliun, dihitung dari asumsi kurs yang sama," ujar Bambang saat ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Rabu 17 Februari 2016.


Hal inilah yang menjadi landasan utama pemerintah untuk merevisi harga minyak mentah Indonesia yang dipatok sebesar US$50 per barel dalam  Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah (APBN) 2016. Ia memperkirakan, rata-rata harga minyak berada di rentang US$30 sampai dengan US$40 per barel.


"Jadi perkiraan rata-rata per tahun US$30-US$40 per barel sementara target di APBN 2016 sebesar US$50 per barel," tutur dia.


Sekadar informasi, penerimaan negara selama periode Januari sampai dengan 5 Februari 2016 mencapai Rp94,9 triliun, dengan rincian penerimaan perpajakan sebesar Rp78,8 triliun, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp16,1 triliun.


Penerimaan perpajakan yang bersumber dari pajak penghasilan migas selama periode tersebut hanya mencapai Rp2,8 triliun atau 6,8 persen dari target yang dipatok dalam APBN 2016.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya