Tips Sukses Jadi Investor Properti

Ilustrasi investasi.
Sumber :
  • Rumahku.com

VIVA.co.id – Tiap bisnis, tentu memiliki bidangnya masing–masing, yang jika diasah secara berkala akan membuahkan hasil maksimal. Salah satunya, jika Anda ingin menjadi seorang investor properti yang sukses, ada beberapa kaidah yang perlu diperhatikan.

Satu hal yang paling penting adalah kejelian dalam memilih, apakah properti tersebut menguntungkan (mampu menghasilkan uang), atau tidak? Inilah yang kemudian menjadi pembeda antara investor dan konsumen.

Perlu Aturan Jelas Beli Properti Langsung dari Repatriasi

Dolf De Roos, PhD, investor properti internasional menekankan delapan hal yang perlu diperhatikan jika Anda ingin menjadi investor.

1. Bisa dijual di bawah harga pasar

Umumnya, seorang investor membeli properti dengan nilai di bawah harga pasaran. Namun, jika Anda masih tergolong baru, belilah properti yang bisa dijual dengan harga di bawah pasar. Misalnya, harga ruko di area A pasarannya Rp1,3 miliar, maka Anda perlu mencari ruko seharga Rp900 juta, agar bisa dijual cepat Rp1,2 miliar.

Selain cepat mendapat keuntungan, cara itu juga membuat nama Anda dikenal dengan baik, karena masih menjual di bawah harga pasar. Tapi tentu saja, hal ini membutuhkan kejelian untuk menentukan dan melihat harga pasaran suatu kawasan.

2. Beli butuh

Ada dua tipe penjual, yakni mereka yang menjual untuk mendapat untung (pebisnis), atau mereka yang memang butuh uang. Jika Anda berniat untuk menjadi investor, carilah properti dari mereka yang sedang butuh uang, karena umumnya, mereka tak akan masalah menjual dengan harga jauh di bawah pasaran sekali pun.

3. Sukai transaksinya

Satu lagi hal yang membedakan investor dengan konsumen adalah transaksi. Konsumen lebih menyukai propertinya, sedangkan investor lebih menyukai transaksinya. Sebab, sebagus apapun barang properti, jika tidak bisa dijual dengan harga di bawah pasar (tidak menghasilkan kas positif). Properti tersebut tak bisa dijadikan sebagai investasi.

4. Jangan memberi harga lebih dulu

Dalam bernegosiasi, biasanya mereka yang memberi tawaran harga lebih dulu merupakan pihak yang kalah. Jadi, biarkan mereka memberi harga terlebih dahulu, karena mungkin saja pembeli menawarkan harga yang jauh lebih tinggi dibanding perkiraan Anda, atau penjual yang memberi harga terlampau rendah.

5. Jangan ikutan

Properti memiliki siklusnya sendiri, jadi jangan ikut–ikutan dengan teman. Prediksi dengan baik, kapan siklus yang baik untuk menjual properti dan kapan siklus yang tepat untuk membelinya.

6. Tanpa uang muka

Satu hal yang menjadi kelebihan properti adalah, Anda dapat membeli dengan sedikit, bahkan tanpa uang muka (tentu dengan kesepakatan tertentu). Dengan begitu, Anda akan bisa mendapatkan ROI (return on investment), atau rasio laba bersih secara cepat.

Untuk mendapatkannya, Anda bisa meminta bantuan kredit kepemilikan rumah (KPR) dari bank, atau penundaan pembayaran sesuai kesepakatan dengan pemilik.

7. Jangan terburu nafsu

Jika memang properti yang akan Anda jual sangat diminati banyak orang, mungkin Anda bisa menjualnya dengan cepat. Namun, jika tidak, jangan terburu nafsu. Tak masalah jika Anda menahan properti cukup lama. Layaknya wine, properti akan semakin mahal jika ditahan selama mungkin, apalagi jika telah lewat sepuluh tahun.

8. Seminggu dalam satu dasawarsa

Tak ada yang bisa memprediksi dengan sangat tepat, kapan waktu yang tepat untuk membeli properti. Hanya saja, kesempatan tak akan muncul dua kali. Jika Anda kelewatan, mungkin Anda baru akan mendapatkannya lagi satu dasawarsa kemudian. (asp)

Perlu Stimulus Dongkrak Dana Repatriasi Masuk Properti
Ilustrasi investasi rumah yang tepat

Pentingnya Investasi Properti Sejak Muda, Ini Alasannya

Jika dimulai sejak muda, investasi properti bisa sangat menguntungkan.

img_title
VIVA.co.id
12 Agustus 2016