Setelah China, Bank BUMN Akan Utang ke Negara Lain

Anjungan Tunai Mandiri (ATM) milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Sumber :
  • bri

VIVA.co.id - Bank-bank yang termasuk pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan kembali melakukan pinjaman dari berbagai negara, dengan alasan untuk pembiayaan infrastruktur dalam negeri.

Saat ini, pinjaman dari China Development Bank (CDB) sebesar US$3 miliar, telah diterima tiga bank pelat merah, yaitu BNI, BRI, dan Bank Mandiri.
 
Deputi bidang Jasa Keuangan, Konstruksi, dan Jasa Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, mengatakan ke depannya, pihak BUMN khususnya perbankan, akan menambah utang dari negara lain seperti Jepang, Jerman, hingga Amerika Serikat.
 
"Ke depan, kita juga akan mencari potensi (pinjaman) bukan hanya dari China, tetapi juga Jepang, Jerman, dan Amerika," kata Gatot usai rapat di komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin 22 Februari 2016. 
 
Ia menyampaikan, perbankan dalam negeri saat ini butuh banyak pinjaman dari negara lain. Hal itu sejalan dengan Rencana Program Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang dirancang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk mendorong permodalan bank di dalam negeri untuk pembiayaan infrastruktur.
Dana Rp30 T ke Himbara, Erick Thohir Jamin Pemulihan Ekonomi Berjalan
 
"Sesuai RPJMN Bappenas kita butuh Rp5.500 triliun untuk pembiayaan infrastruktur," ungkap Gatot.
Politikus PAN Dukung Keterwakilan Perempuan dan Milenial di BUMN
 
Gatot memaparkan, jika hanya mengandalkan pendanaan dalam negeri, anggaran perbankan saja tidak akan cukup untuk menanggung pembiayaan yang cukup besar tersebut.
Erick Thohir Rombak Direksi Pelindo I, Dani Rusli Utama Jadi Dirut
 
Pemerintah tidak ingin perbankan bergantung kepada tambahan suntikan dana dari Penyertaan Modal Negara (PMN) atau APBN.
 
"Sehingga, butuh bantuan pendanaan dari luar negeri, kita masih memiliki ruang yang cukup lebar untuk melakukan pinjaman ini," kata Gatot. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya