Kementerian Kesehatan Diminta Uji Teknologi Warsito

Menristekdikti, Muhammad Nasir, Kamis (5/11/2015)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia
VIVA.co.id – Warsito Purwo Taruno, penemu Electro-capacitive cancer therapy (ECCT) untuk terapi kanker, kembali ke Indonesia setelah melakukan pelatihan teknologinya itu di Warsawa, Polandia.
Peraih Nobel Kesehatan Pesimistis Teknologi Kanker Warsito
 
Warsito pun dipanggil Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk kelanjutan riset uji kalayakan ECCT dan Electrical capacitance volume tomography (ECVT) untuk diagnosa kanker temuannya.
Menristek: Warsito Teken Kontrak dengan Singapura
 
Menristek Dikti, Mohamad Nasir, mengatakan bahwa saat ini Kemenkes terus melakukan pendampingan dengan cara aplikasi ECCT dan ECVT ciptaan Warsito diterapkan di rumah sakit. Namun semestinya rumah sakit yang dilibatkan adalah rumah sakit pendidikan.
Soal Ikan Sepat, Prancis Tukar Ilmu dengan Indonesia
 
“Terakhir saya berbicara dengan Kementerian Kesehatan, dia sekarang melakukan pendampingan, untuk aplikasi hasil penemuan itu ada rumah sakit-rumah sakit, khususnya, kami sudah tekankan di rumah sakit pendidikan yang ada di perguruan tinggi,” ujar Nasir kepada VIVA.co.id di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Selasa, 23 Februari 2016.
 
Untuk pertama kalinya, Nasir mengatakan kepada Kemenkes agar aplikasi dilakukan di rumah sakit Universitas Indonesia (UI). Selanjutnya dorongan akan diberikan kepada rumah sakit pemerintahan.
 
“Rumah sakit pendidikan pusat riset, kan, ini nanti dari fisika medis bersama rumah sakit pendidikan, mencoba mengembangkan hasil riset pak Warsito itu,” ujar Nasir.
 
Setelah melakukan pelatihan di Polandia, ilmu teknologi antikanker Warsito sudah ditunggu-tunggu di Kanada, Amerika Serikat, Australia, Singapura, Malaysia, Sri Lanka, Rusia, Dubai, Arab Saudi sampai India.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya