Saudi Tolak Pangkas Produksi Minyak, Wall Street Anjlok

Para pialang sedang berbincang di Bursa Efek New York.
Sumber :
  • REUTERS/Lucas Jackson

VIVA.co.id - Indeks saham utama Amerika Serikat, ditutup lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa waktu New York.

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
Seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu, 24 Februari 2016, pelemahan indeks, setelah harapan pemangkasan jumlah produksi minyak pupus dan karena adanya ketidaksinkronan indeks kepercayaan konsumen.
 
Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah
Menteri Perminyakan Arab Saudi, Ali al-Naimi, mengatakan pengurangan jumlah produksi minyak tidak akan terjadi, meskipun produsen diharapkan akan berunding kembali pada Maret untuk bernegosiasi pemangkasan produksi minyak.
 
Saham di Wall Street Ditutup Sedikit Menguat
Pasar saham memperpanjang kerugiannya pada perdagangan kemarin, juga dipicu oleh rilis The Conference Board, yang mengatakan indeks kepercayaan konsumen jatuh ke level 92,2 pada Februari, turun dari revisi indeks kepercayaan konsumen pada Januari sebesar 97,8.
 
Lynn Franco, ekonom The Conference Board, mengatakan turunnya indeks kepercayaan konsumen pada Februari, karena sebagian besar volatilitas di pasar keuangan baru-baru ini. 
 
National Association of Realtors mengatakan jumlah penjualan rumah pada Januari naik 0,4 persen ke tingkat tahunan 5,47 juta unit, menjadi level tertinggi sejak Juli 2015.
 
The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar diperdagangkan di atas 20.
 
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 170 poin (1,03 persen) ke level 16.437, dengan saham Chevron yang memimpin pelemahan saham.
 
Sementara itu, indeks S&P 500 turun 20 poin (1,06 persen) ke level 1.924, dipimpin oleh saham sektor energi. 
 
Adapun indeks Nasdaq melemah 53 poin (1,17 persen) ke level 4.517.
 
Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York hampir mencapai 516 juta unit saham dengan volume komposit mendekati 2,45 miliar unit saham.
 
Sementara itu, nilai tukar mata uang dolar menguat terhadap mata uang mitra dagang utama AS. Imbal hasil (yield) treasury 10 tahun yang digunakan untuk menentukan suku bunga KPR dan kredit konsumsi di level 1,74 persen. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya