- U-Report
VIVA.co.id - Banyaknya produk yang ditawarkan untuk meredakan nyeri seputar lutut dan tulang belakang, seolah menjadi gambaran nyata bahwa dua bagian tubuh ini sangat sering mengalami masalah. Orang pun sangat khawatir saat menderita nyeri di kedua bagian tubuh tersebut.
Mengenai lutut dan tulang belakang terdapat beberapa mitos yang berkembang di masyarakat dan hal itu perlu diluruskan.
Tidak semua masalah yang terkait dengan tulang belakang harus diselesaikan di meja operasi.
"Tulang belakang memiliki fungsi proteksi, salah satunya melindungi saraf, fungsi gerak dan penopang tubuh. Jika ketiga fungsi itu terganggu, maka perlu dilakukan koreksi, sehingga bisa kembali normal," kata Dr.dr. Luthfi Gatam, Sp.OT, dalam rilis yang diterima VIVA.co.id bertema 'Fakta Di Balik Mitos Kesehatan Lutut dan Tulang Belakang', RS Pondok Indah.
Beberapa persepsi ataupun mitos terkait tulang belakang dan lutut yang perlu diluruskan antara lain, seperti nyeri punggung tidak akan dialami oleh orang berpostur kurus. Padahal, sebenarnya nyeri punggung juga bisa dialami oleh orang kurus. Karena nyeri punggung timbul akibat beberapa faktor, seperti usia, aktivitas fisik, genetik dan juga berat badan.
Banyak masyarakat beranggapan bahwa baik untuk obesitas, tetapi ternyata hal itu memengaruhi kondisi lutut. "Lari cocok untuk menurunkan berat badan mereka yang mengalami obesitas, faktanya, justru lari tidak disarankan bagi penderita obesitas, karena berisiko pada kesehatan lutut," papar dr.L.Andre Pontoh.
Naik turun tangga juga dianggap sebagai cara yang baik untuk tetap sehat, padahal meski kegiatan ini baik untuk jantung, namun berisiko bagi kesehatan lutut.
Anggapan salah lain yang perlu diluruskan adalah rasa nyeri pada lutut dianggap timbul karena kurangnya cairan. Padahal nyeri pada lutut disebabkan oleh osteoarthritis atau pengapuran sendi lutut.
