Perusahaan Ini Raih Peringkat Satu Indeks Benih Dunia

Petani cabe
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rudi Mulya

VIVA.co.id - East-West Seed meraih peringkat pertama "access to seed index" (indeks akses benih) untuk dua dari tiga kategori yang dipulikasikan untuk pertama kalinya. Indeks ini untuk mengukur dan membandingkan upaya perusahaan benih dalam meningkatkan produktivitas petani skala kecil.

Seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin 29 Februari 2016, indeks dikeluarkan oleh "Access to Seeds Index Foundation", organisasi independen yang didanai oleh Bill & Melinda Gates Foundation dan Pemerintah Belanda.

Indeks ini bertujuan meningkatkan akses petani terhadap teknologi pertanian modern, varietas tanaman pangan yang lebih produktif dengan mendekatkan jarak antara perusahaan benih dan petani-petani kecil.

Bill Gates, saat berbicara dalam sebuah forum tentang inovasi menekankan  pentingnya pertanian dalam mencapai kemakmuran global. Lebih dari 70 persen orang miskin di dunia adalah petani.

Cara Petani Cabai Jaga Harga Tak Jatuh

Mereka memiliki tanah yang kecil, sangat sedikit informasi, benih yang kurang berkualitas, tidak banyak pengakuan, dan bertahan apa adanya. Perubahan cuaca di masa yang akan datang akan menjadi lebih berat bagi mereka. Negara-negara yang telah makmur meningkatkan produktivitas pertanian mereka dengan cukup dramatis.

Pada 2050, diperkirakan dunia membutuhkan 70 persen lebih banyak makanan untuk memberi makan sembilan miliar populasi, dengan kondisi di mana hanya sedikit air dan tanah yang tersedia.

Satu-satunya cara untuk mencapai hal ini adalah dengan meningkatkan produktivitas pertanian, lebih banyak panen dari lahan dan sumber daya yang sedikit, dan cara yang lebih ramah lingkungan dalam memproduksi makanan.

"Kami menyadari bahwa petani kecil mewakili peluang yang belum dimanfaatkan untuk memenuhi tantangan keamanan pangan global. Memberikan mereka akses ke benih berkualitas, membuka potensi mereka untuk menghasilkan lebih banyak makanan untuk populasi dunia yang semakin meningkat," kata Direktur Eksekutif dari Access to Seeds Foundation, Ido Verhagen.

East-West Seed memimpin di dua dari tiga kategori indeks yakni: Indeks Global untuk Perusahaan Benih Sayuran' dan 'Indeks Regional untuk Afrika Timur'. Indeks komitmen  East-West Seed bagi petani kecil, yang merupakan hal nyata dalam semua aspek bisnisnya, termasuk pengemasan, distribusi, layanan pelanggan, penelitian dan pengembangan, transfer pengetahuan dan inovasi.

Menurut laporan tersebut, East-West Seed dianggap berhasil memprioritaskan kebutuhan petani kecil dalam mengembangkan tanaman baik skala lokal maupun global.

CEO East-West Seed, Bert van der Feltz menyatakan terima kasih kepada Access to Seed Index Foundation yang mengutamakan petani kecil. Indeks merupakan barometer penting dari pengaruh industri benih pada petani kecil. Petani adalah pendorong bisnis sejak East-West Seed didirikan pada tahun 1982.

"Hal ini penting untuk membantu petani kecil, karena mereka adalah kunci untuk meningkatkan akses dunia pada makanan bergizi, dan mereka juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Saat melakukan ini, kita mencapai beberapa tujuan sekaligus: pendapatan petani meningkat, konsumen memiliki akses ke sayuran berkualitas tinggi, dan kami membangun bisnis benih yang menarik dan menguntungkan." ujar Bert.

Menurutnya, sebagai perusahaan yang berusaha meningkatkan pendapatan dan mata pencarian petani, telah melakukan pendekatan yakni berupa, pemuliaan lokal untuk memenuhi permintaan lokal, menghasilkan lebih dari 800 varietas dari 37 tanaman sayuran.

Kemudian, juga penyediaan penyuluh lokal yang melatih petani teknik menanam di Filipina, Thailand, Myanmar, India, Kamboja, Vietnam, Indonesia, Tanzania, dan di beberapa negara Afrika Barat.

Serta, ketersediaan kemasan kecil benih (sekitar 1 dolar AS per kemasan) yang cocok dan terjangkau bagi petani kecil dengan lahan kurang dari dua hektare, ini mewakili 85 persen kepemilikan lahan pertanian di dunia.

Cara Petani Majalengka Bertahan Hidup
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono

Restorasi Gambut Tak Buat Kegiatan Budidaya Terhenti

Saat ini juga sedang disusun panduan pengelolaan tata air gambut.

img_title
VIVA.co.id
15 Maret 2016