Setahun di Antariksa, Tubuh Astronaut Scott Kelly Berubah

Astronaut Scott Kelly
Sumber :
  • Youtube/NASA TV

VIVA.co.id –  Astronaut Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Scott Kelly, telah mendarat ke Bumi usai menjalankan misi hampir satu tahun hidup di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Nantinya, dokter dari NASA akan meneliti kondisi tubuh Kelly yang kemudian membandingkan dengan saudara kembar identiknya, Mark Kelly.

Pemeriksaan kondisi tubuh Kelly ini ditujukan untuk mengetahui seberapa berpengaruh lingkungan di nol gravitasi terhadap manusia dalam jangka waktu lama. Seperti diketahui, NASA tengah menyiapkan misi berawak dengan mengirim manusia ke Mars, yang butuh waktu cukup lama.

"Salah satu tujuan utama (pemeriksaan) itu untuk mempelajari manusia, baik dari pikirannya, tubuh, dan jiwa usai bertahan hidup di antariksa dengan waktu cukup lama," tulis CNBC, Kamis, 3 Maret 2016.

Seperti diberitakan CNBC, usai mendarat di Bumi, Kelly mengungkapkan, secara keseluruhan baik-baik saja. Dengan pernyataan tersebut, NASA takkan kesulitan untuk segera memeriksa kondisi dari pria berkepala plontos itu.

NASA akan membandingkan kondisi Kelly dengan kembarannya, Mark Kelly yang juga mantan astronaut NASA.

"Membandingkan kembarannya akan membantu para peneliti melihat perubahan genetik setiap yang mungkin terjadi pada (Scott) Kelly bertugas di ISS," kata NASA.

National Space Biomedical Research dan NASA mengungkapkan bagian tubuh mana yang akan diperiksa oleh mereka, kemudian membandingkan Scott dengan Mark.

Pertama, soal tulang. Pada umumnya, astronaut ketika bertugas di antariksa, mereka jarang sekali berjalan seperti manusia di Bumi. Saat di pesawat ulak-alik, astronaut lebih banyak berjalan secara melayang, sehingga lama-kelamaan tulang-tulang akan mengalami penurunan.

Astronot SpaceX Bakal Pakai Kostum Superhero

Kedua, otot. NASA akan memeriksa otot-otot Scott Kelly, sebab ia selalu menjalankan tugas di ISS dengan beragam tugasnya. Tujuannya untuk memeriksa apakah ada cedera atau tidak.

Ketiga, wajah dan kaki. Di lingkungan antariksa, darah akan kesulitan mengalir secara sempurna. Kondisi itu membuat kinerja jantung menjadi “malas”. Dengan waktu yang lama bila kondisi itu terus berlangsung, akan membuat ukuran jantung mengecil.

Maraton di Antariksa, Astronaut Dua Kali Kelilingi Bumi

Keempat, keseimbangan. Telinga bagian dalam sangat sensitif terhadap gravitasi. Sementara itu, di luar angkasa tidak ada gravitasi.

Kondisi itu akan membuat telinga tidak berfungsi dengan benar. Pada awal misi, astronaut akan mengalami disorientasi, mabuk antariksa, dan kehilangan rasa. Dan, mereka akan menyesuaikan kembali setelah kembali ke Bumi.

Hawking dan Bos Facebook Siap Ungkap Rahasia Alam Semesta

Kelima, jam yang kacau. Di antariksa tidak ada jam, siklus waktunya berbeda dengan di Bumi, sehingga astronaut ketika kembali ke Bumi akan merasa jetlag untuk menyesuaikan waktu, hari, dan cahaya yang mengitarinya.

Keenam, lebih tinggi. Laporan terakhir mengatakan, Scott Kelly mengalami pertumbuhan tinggi badan sekitar 2 inci. Ini diakibatkan oleh tulang belakang memanjang, sehingga membuat tubuh menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.

Astronot Amerika Serikat, John Glenn

Manusia Penjelajah Nol Gravitasi Pertama Meninggal Dunia

Selain astronot, ia juga menjadi politikus Partai Demokrat.

img_title
VIVA.co.id
9 Desember 2016