RI Bidik Slovenia Jadi Pasar Ekspor Karet dan Furnitur

Pengunjung melihat stand pameran furnitur
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Kementerian Perdagangan mengincar Slovenia menjadi negara baru tujuan ekspor komoditas Indonesia. Sebab, nilai perdagangan Indonesia-Slovenia dinilai masih terlalu kecil.

Kementerian ESDM Perpanjang Izin Ekspor Freeport?
"Slovenia bisa menjadi target baru pasar ekspor komoditas," kata Direktur Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat, 4 Maret 2016.
 
Ini Misi Ekspor Pertama Enggar Jabat Mendag
Selama ini, kata Nus, Indonesia memasok batu bara, karet, dan bahan kimia ke Slovenia. Tapi, mereka ingin negara pecahan Yugoslavia ini menjadi pasar baru untuk kopi, hasil hutan, dan furnitur.
 
Volume Ekspor China Meningkat, Bawa Angin Segar bagi RI?
Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan Indonesia-Slovenia pada tahun 2015 tercatat sebesar US$106 juta dan meningkat 11,74 persen daripada tahun 2014. 
 
Pada 2015, ekspor Indonesia ke Slovenia US$93,25 juta atau naik 12,88 persen dari tahun sebelumnya dan impor Indonesia dari Slovenia pada tahun 2015 sebesar US$12,78 juta atau naik 4,09 persen dari tahun lalu.
 
"Share perdagangan kita masih kecil dari perdagangan kita ke dunia," kata dia.
 
Sekadar informasi, delegasi bisnis Slovenia yang dipimpin oleh State Secretary Kementerian Pembangunan Ekonomi dan Teknologi Slovenia, Ales Cantarutti, berkunjung ke Kementerian Perdagangan. 
 
Delegasi bisnis Slovenia ini terdiri atas sejumlah pejabat, anggota Kadin Slovenia, dan tujuh pelaku usaha Slovenia dari berbagai sektor.
 
Saat menerima Slovenia, Nus didampingi oleh perwakilan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Kementerian Pertahanan. 
 
Salah satu agenda kunjungan adalah business to business meeting antara pelaku usaha Slovenia dan pelaku usaha Indonesia. 
 
Dalam pertemuan bisnis itu, perusahaan yang ikut serta adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk, PT Kereta Api Indonesia, PT Energy Management Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara, PT Mustika Ratu, dan sejumlah perusahaan yang bergerak di industri pengolahan air minum dan produsen mobil pemadam kebakaran.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya