Arus Modal Makin Deras Bikin Rupiah Terus Menguat

Proses penghitungan uang rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Setelah menguat cukup signifikan dalam beberapa minggu terakhir, nilai tukar rupiah kembali menunjukkan keperkasaannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Senin 7 Maret 2016. 

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
Berdasarkan Foreign Exchange Reference Rate Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) kurs tengah dolar AS berada di posisi Rp13.029, turun Rp130 dibandingkan kurs tengah pada Jumat lalu yang berada di posisi Rp13.159.
 
Rupiah Masih Tertatih-tatih untuk Kembali Menguat
Ekonom PT Bank Permata Josua Pardede mengatakan penguatan mata uang Garuda saat ini tak lepas dari mulai adanya keberpihakan secara tidak langsung dari ekonomi global. Sehingga, aliran arus modal asing pun mengalir cukup deras.
 
BI Tak Akan Perlonggar Uang Muka Kredit Motor
"BOJ (Bank of Japan) akan memberlakukan Negative Interest Rate. Bank Central China juga berencana melonggarkan GWM-nya (Giro Wajib Minimum). Ini memicu capital in flow ke Indonesia," kata Josua saat berbincang dengan VIVA.co.id.
 
Josua memaparkan, total arus modal yang masuk ke pasar saham dalam negeri per 4 Maret 2016 mencapai US$171,1 juta. Sementara di pasar obligasi, per 3 Maret 2016 mencapai US$2,3 miliar. Hal ini yang pada akhirnya memberikan sentimen positif bagi rupiah.
 
"Bank sentral AS (The Federal Reserve) kelihatannya juga berpotensi menurunkan deposito rate ke arah negatif. Ini bisa membuat surat utang Indonesia menjadi primadona bagi investor asing," katanya.
 
Level rupiah saat ini, menurut Josua, mulai menuju ke arah fundamental yang sebenarnya. Pergerakan mata uang Garuda dianggap jauh lebih baik dibandingkan posisi tahun lalu, yang terombang-ambing imbas sentimen negatif global.
 
Apa yang harus dilakukan saat ini adalah, bagaimana Bank Indonesia maupun pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas ekonomi makro dalam negeri. Sehingga, rupiah pun semakin menuju ke level fundamental yang sesungguhnya.
 
"September 2015 lalu, rupiah sempat tembus sampai Rp14.700. Ini yang harus tetap diperhatikan. Pelaku usaha mengharapkan tidak terjadi pelemahan seperti tahun lalu," tuturnya.
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya