Desainer Indonesia Belum Penuhi Pasar Dalam Negeri

busana batik Kudus
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Pemerintah pemerintah meminta desainer Indonesia bisa memenuhi kebutuhan fesyen dalam negeri. "Kami menginginkan desainer kita bisa memenuhi 40 persen dari pangsa pasar (kita). MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) itu 40 persen pangsa pasarnya itu dari Indonesia," kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), A. A. G. N. Puspayoga, dalam pembukaan "Indonesia Fashion Week 2016" di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Kamis 10 Maret 2016.

Lazada Beri Jalur Globalkan Produk UKM Lokal
Dengan begitu, kata Puspayoga, mereka bisa melindungi pasar dalam negeri dari serbuan fesyen luar negeri. "Jangan sampai fesyen asing masuk ke Indonesia," katanya.  
 
Bersaing di MEA, Koperasi Jadi Solusi Pengusaha Kecil
Puspayoga mengatakan bahwa pemerintah punya program kredit usaha rakyat (KUR) untuk pelaku usaha dalam negeri, termasuk pelaku usaha sektor fesyen. KUR ini bisa digunakan oleh mereka untuk membuat usahanya bertumbuh.
 
Soal UKM, Indonesia Perlu Belajar dari Korea
"Kami membuat program bunga murah untuk membina ekonomi kerakyatan. Tidak boleh (kalau) pertumbuhan meningkat, tapi tidak dinikmati rakyat keseluruhan. Bunga murah ini bertujuan untuk pemerataan kesejahteraan," tutur dia. 
 
Sementara itu, Menteri Perindustrian, Saleh Husin, mengatakan Kementerian Perindustrian juga turut mendorong pertumbuhan industri fesyen dalam negeri, misalnya dengan memberikan alat-alat untuk industri fesyen dan memberikan standardisasi di industri ini.
 
Saleh mengatakan bahwa industri fesyen menyumbang ekspor senilai Rp181 triliun setiap tahunnya dan menyerap tenaga kerja sebanyak 3,8 juta orang per tahun. "(Industri ini) didorong sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi kita," kata dia.
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya