The Fed Pertahankan Suku Bunga, Wall Street Menguat

Bursa Wall Street Amerika Serikat.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id - Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) ditutup menguat, dengan indeks S & P 500 mencapai level tertinggi tahun ini. 

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
 
Keputusan Bank Sentral AS (The Fed) mempertahankan suku bunganya dan mengisyaratkan kenaikan suku bunga baru akan terjadi beberapa bulan mendatang dengan angka lebih kecil menjadi pendorong di lantai bursa.
Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah
 
Dilansir dari laman Reuters, Kamis 17 Maret 2016, indeks saham Dow Jones industrial average ditutup naik 74,23 poin, atau 0,43 persen menjadi 17.325,76, saham S & P 500 menguat 11,29 poin, atau 0,56 persen menjadi 2.027,22 dan Nasdaq Composite .IXIC naik 35,30 poin, atau 0,75 persen ke leval 4.763,97.
Harga Minyak Dunia Turun, Pasar Khawatir Stok Melimpah
 
The Fed mengindikasikan pertumbuhan ekonomi di Negeri Paman Sam ini tumbuh moderat. Dengan penguatan di sektor pekerjaan akan memungkinkan untuk mengetatkan kebijakan tahun ini dengan proyeksi melakukan kenaikan seperempat poin pada akhir tahun ini.
 
Tapi Bank Sentral AS mencatat Amerika Serikat terus menghadapi risiko dari ekonomi global yang tidak menentu.
 
"Kami menilai bijaksana untuk mempertahankan sikap kebijakan saat ini pada pertemuan itu," kata Gubernur Bank Sentral, Janet Yellen.
 
Keputusan untuk mempertahankan suku stabil sejalan dengan prediksi analis, namun keputusan The Fed mengejutkan bagi beberapa orang.
 
Delapan dari 10 besar indeks S & P ditutup lebih tinggi. Dengan sektor material naik mencatat kenaikan tertinggi 1,74 persen. Saham kesehatan dan  keuangan tertinggal.
 
Sektor energi S & P naik 1,6 persen karena harga minyak AS melonjak hampir enam persen setelah produsen utama membahas output pembekuan dan stok minyak mentah AS tumbuh kurang dari yang diharapkan.
 
Saham FedEx melonjak 5,3 persen. Saham LinkedIn (LNKD.N) turun 4,9 persen menjadi US$109,81 dan Gap (GPS.N) turun 1,4 persen menjadi ke level US$29,28 setelah Morgan Stanley menurunkan peringkat kedua saham.
 
Sekitar 7,6 miliar saham diperjualbelikan di bursa AS, di bawah 8,1 miliar rata-rata selama 20 sesi terakhir.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya