Investasi Kereta Cepat Susut jadi US$5,135 Miliar

Groundbreaking pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Cikalong Wetan, Bandung Barat, beberapa waktu silam.
Sumber :
  • ANTARA/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mengeluarkan Izin Konsesi atau Perjanjian Kerjasama Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung kepada PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Dalam kesepakatan Izin Konsesi tersebut ternyata terdapat perubahan dalam nilai investasi yang ditanamkan KCIC.

Sebagian Pelabuhan di Indonesia Akan Diswastanisasi
Direktur Utama KCIC,  Hanggoro Budi Wiryawan, menyampaikan, nilai investasi dalam perjanjian kerjasama itu berkurang menjadi US$5,135 miliar atau susut Rp365 juta dari ketetapan awal sebesar US$5,5 miliar.
 
Terminal 3 Beres, Terminal 1 dan 2 Soeta Segera Direnovasi
Penyusutan investasi ini lantaran terjadinya perubahan jarak pada penyelenggaraan perkeretaapian dari awal yang disepakati yaitu dari rute Gambir ke Tegalluar menjadi Halim ke Tegalluar.
 
Menhub Klaim Terminal 3 Bisa Saingi Bandara Tercanggih
"Tadinya kita hitung dari Gambir sampai Tegalluar Bandung. Tapi sekarang kan mulainya dari Halim, maka penyelenggarannya berkurang sekitar delapan kilometer (km). Jadi (investasi) ini juga susut jadi US$5,135 miliar," ujar Hanggoro di kantor Kemenhub, seusai penandatanganan perjanjian konsesi proyek kereta cepat, Rabu malam 17 Maret 2016. 
 
Ia melanjutkan, saat ini pihaknya juga tengah memperhitungkan pembebasan lahan total seluas 600 hektare yang salah satunya di lokasi tanah Cikunir dan juga lahan di Halim yang belum disepakati dengan TNI AU. Dijelaskannya, pembebasan lahan Cikunir yang akan digunakan untuk pembangunan Light Rail Transit (LRT) atau kereta api ringan itu akan diberikan penggantian.
 
"Kita siapkan tanah kompensasi (untuk pembangunan LRT) dan kita siapkan juga untuk penggunaan tanah hutan produksi di Karawang. Soal lahan Halim, masih dibicarakan dan dimediasi oleh Kementerian Pertahanan. Kita harap segera ada solusi," kata Hanggoro.
 
Di tempat yang sama, Chairman PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sekaligus Komisaris PT KCIC, Sahala Lumban Gaol, menjelaskan, pengurangan jarak penyelenggaraan kereta cepat itu, yang semula dimulai dari Gambir menjadi Halim karena jalur rel kereta yang ada di Jakarta sudah terlalu padat.
 
"Karena Jakarta sudah terlalu padat (rel), maka kita sulit bangunnya. Makanya dialihkan dari Gambir menjadi Halim yang itu juga akan mengurangi investasi," kata Sahala. 
 
Pemangkasan rute itu juga menyesuaikan dengan izin trase yang ditetapkan oleh Kemenhub bahwa trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung yakni sepanjang 142 km. 
 
"Karena izin trase dari Halim ke Tegalluar, maka tentu saja ada biaya dari Halim ke Gambir kan harus dikurangi," kata dia. (one)
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya