Bangun Pabrik Bahan Baku Baja, Krakatau Rogoh Rp5 Triliun

Pekerja mengontrol produk baja batangan
Sumber :
  • Antara/ Asep Fathulrahman

VIVA.co.id - PT Krakatau Nippon Steel Sumikin tengah membangun pabrik galvanized steel di Cilegon, Banten. Pembangunan pabrik ini menelan dana hingga US$400 juta, atau setara Rp5,26 triliun.

Tambah Produksi, Pabrik Baja Ini Impor Mesin dari Jepang
"Mereka akan membuat bahan baku baja untuk otomotif di Cilegon, yaitu galvanized steel. Jadi, pelat bajanya sudah dilapisi," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan, di Jakarta, Kamis, 17 Maret 2016.
 
Penuhi Kebutuhan Nasional, Pabrik Baja Ini Diperluas
Sekadar informasi, Krakatau Nippon Steel Sumikin merupakan perusahaan patungan antara Nippon Steel & Sumitomo dan PT Krakatau Steel Tbk, di mana Nippon Steel Sumikin memegang 80 persen saham dan Krakatau Steel sebesar 20 persen saham.
 
Rupiah Anjlok, Penjualan Baja Krakatau Steel Turun
Suryawirawan mengatakan, pabrik tersebut berkapasitas 580 ribu ton per tahun dan bisa menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 300 orang. Saat ini, progress pembangunan pabriknya mencapai 60 persen.
 
"Pabriknya beroperasi tahun depan," kata dia.
 
Suryawirawan menuturkan, pelat baja tersebut akan digunakan sebagai bahan baku bodi kendaraan bermotor. Dikatakan juga, bahwa selama ini bahan baku tersebut dipasok 100 persen, karena industri lokal belum mampu memproduksi galvanized steel.
 
"Baja diolah lagi sehingga bisa dipakai selain estetikanya bagus, bajanya bisa ditekuk. Kalau bajanya enggak diproses, bisa pecah. Kalau pecah, jadi enggak bagus," kata dia.
 
Sekadar informasi, diperlukan 1 juta ton galvanized steel untuk memproduksi mobil dan sepeda motor selama setahun.
 
Selain itu, Suryawirawan meminta perusahaan tersebut juga bisa memproduksi galvanized steel untuk industri elektronika. Menanggapi hal itu, Nippon Steel Sumitomo menyebut akan merambah ke sana. 
 
"Tapi, dia minta produksi galvanized steel untuk otomotif berhasil dulu. Kalau sudah berhasil, baru produksi galvanized steel untuk elektronika," kata dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya