Akses Air Daerah Terpencil Akan Diperbanyak

Ilustrasi Waduk Kedungombo
Sumber :
  • Dwi Royanto

VIVA.co.id - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa kementeriannya terus berusaha meningkatkan akses air ke masyarakat. Peningkatan akses air di Indonesia ini terutama akan dilakukan di daerah-daerah yang kesulitan mendapatkan air.

 
Hal itu tertuang dalam program 100-0-100 yaitu 100 persen ketersediaan air bersih, tak ada lagi permukiman kumuh dan 100 persen kelayakan sanitasi.
 
"Kalau untuk akses masyarakat ke air, itu seperti program kami 100-0-100, jadi untuk pemenuhan akses masyarakat ke air, kami terus upayakan," kata Basuki di Kantor Kementerian PUPR, Senin 21 Maret 2016. 
 
Ia mengatakan, akses air di daerah terpencil seperti wilayah kepulauan dan kawasan Indonesia bagian timur akan memanfaatkan air tanah yang ada, jika pembangunan waduk tidak memungkinkan untuk dilaksanakan. 
 
Jalan Tol Dalam Kota Bandung Ditargetkan Selesai 2018
"Kami membangun pusat air tanah, itu untuk kawasan Indonesia bagian timur, terutama pulau-pulau kecil. Jadi, kami juga mengakses air tanah untuk pulau-pulau kecil, karena di sana pasti tidak ada potensi waduk," kata dia.
 
Pos Lintas Batas Negara akan Gunakan X-Ray
Basuki mengatakan, pemanfaatan pembangunan air tanah ini akan dioptimalkan oleh pemerintah di daerah kepulauan yang kesulitan membangun waduk dan sedikit curah hujannya.
 
Peserta Tapera Bisa Pantau Saldo Lewat Ponsel
"Pertama, pasti lakukan pembangunan waduk, embung, dan air tanah, untuk mengakses pulau-pulau yang di Indonesia bagian timur, daerah yang sedikit air hujannya," kata dia.
 
Menurut Basuki, jika pembangunan 49 waduk yang ditarget selesai pada 2019, akan meningkatkan akses air irigasi dari posisi 11 persen menjadi 20 persen. Saat ini, kata dia, 230 bendungan yang ada di Indonesia baru menyuplai air irigasi 11 persen dari total lahan irigasi seluas 7,3 juta hektare (ha).
 
"Jadi, dengan pembangunan misalnya 49 waduk itu, nanti akan meningkatkan akses air irigasi 20 persen, dari 11 persen sekarang," tutur dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya