Tak Terbebani Penjualan Rumah, Bursa Wall Street Naik

Suasana di Bursa Efek New York, Amerika Serikat.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id - Indeks saham utama Amerika Serikat ditutup lebih tinggi, tetapi dengan volume perdagangan yang rendah, pada akhir perdagangan Senin waktu New York.

 
Seperti dikutip dari laman CNBC, Selasa, 22 Maret 2016, penguatan indeks tersebut semakin memantapkan langkah, setelah lima pekan berturut-turut menguat, dengan saham sektor telekomunikasi dan perawatan kesehatan yang mendapatkan keuntungan terbesar.
 
Adapun, volume perdagangan kemarin menjadi yang terendah sepanjang tahun ini.  "Saya pikir investor saat ini cenderung tenang dan lebih pengertian. Kemarin ada data ekonomi yang mengecewakan, tetapi indeks secara umum tetap naik," kata Bruce McCain, Kepala Strategi Investasi Key Private Bank.
 
Penjualan rumah AS pada Februari turun 7,1 persen yang membawa ke tingkat tahunan 5,08 juta unit, menjadi jumlah terendah sejak November 2015.
 
Data penjualan rumah AS lebih buruk dari yang diperkirakan analis sebelumnya. Berdasarkan data itu, Goldman Sachs menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I-2016. 
 
The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar diperdagangkan mendekati 14.
 
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 21,57 poin (0,12 persen) ke level 17.623,87, dengan saham Nike yang memimpin penguatan saham.
 
Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 2,02 poin (0,1 persen) ke level 2.051,6, dipimpin oleh saham sektor telekomunikasi. 
Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah
 
Adapun indeks Nasdaq naik 13,23 poin (0,28 persen) ke level 4.808,87.
Saham di Wall Street Ditutup Sedikit Menguat
 
Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York hampir mencapai 836 juta unit saham dengan volume komposit mendekati 3,3 miliar unit saham.
Saham Jepang Bikin Bursa Asia Naik
 
Sementara itu, nilai tukar mata uang dolar menguat terhadap mata uang mitra dagang utama AS. Imbal hasil (yield) treasury 10 tahun yang digunakan untuk menentukan suku bunga KPR dan kredit konsumsi naik menjadi 1,92 persen.
Ilustrasi Wall Street

Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008

Pilpres Amerika serikat bikin galau investor AS.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016