Standar Rel Kereta Ringan Akhirnya Disepakati

LRT
Sumber :

VIVA.co.id - Pemerintah pusat dan pemerintah provinsi DKI Jakarta, akhirnya menyepakati standar rel kereta ringan (LRT), yaitu menggunakan standar internasional, dengan lebar rel 1.435 milimeter (mm), atau standard gauge, yang akan dibangun di DKI Jakarta.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, proyek LRT sepanjang 83 kilometer dengan tujuh rute tersebut akan dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
 
"PA (pemegang Anggaran), nanti itu ada di Gubernur DKI Jakarta (Basuki Tjahaja Purnama)," ujar Darmin, saat ditemui dikantornya, Jakarta, Kamis 24 Maret 2016.
 
Sementara itu, ditemui di tempat yang sama, Ahok, sapaan akrab Basuki mengatakan, pengembangan proyek ini akan dilaksanakan melalui PT Jakarta Propertino, yang menggandeng Badan Usaha Milik Negara konstruksi seperti PT Wijaya Karya Tbk, PT Waskita Karya Tbk, dan PT Adhi Karya Tbk.
 
Ahok mengatakan, pihaknya telah menyediakan dana sebesar Rp4 triliun untuk pembangunan tahap awal. Dalam hal ini, PT Wijaya Karya telah memberikan komitmen penuhnya dengan menggelontorkan modal sebesar Rp1 triliun untuk proyek tersebut.
 
"Di JakPro, kami sudah siap Rp4 triliun. Saya masih belum tahu dari Adhi Karya, atau Waskita Karya itu mau kasih berapa," katanya.
 
Pemerintah provinsi menargetkan peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek ini pada April 2016 mendatang, tergantung dari proses revisi Peraturan Pemerintah No.98 Tahun 2015. Sementara itu, untuk seluruh rute proyek ini ditargetkan rampung pada 2020 mendatang.
 
"Pokoknya tahun ini, kalau bisa April sudah groundbreaking. Kalau semua berjalan baik, saya kira 2020 bisa selesai semua," tutur Ahok.
 
Sebagai informasi, ketujuh rute LRT DKI Jakarta adalah rute Kebayoran Lama-Kelapa Gading sepanjang 21,6 kilometer, Tanah Abang-Pulo Mas sepanjang 17,6 kilometer, Joglo-Tanah Abang sepanjang 11 kilometer, Pesing-Kelapa Gading sepanjang 20,7 kilometer.
 
Kemudian, Puri Kembangan-Tanah Abang sepanjang 9,3 kilometer, Pesing-Bandara Soekarno Hatta sepanjang 18,5 kilometer, dan Cempaka Putih-Ancol sepanjang 10 kilometer. Untuk estimasi anggaran yang dibutuhkan dalam setiap pembangunan rute pun diperkirakan mencapai Rp7,5 triliun.
 
Sementara itu, untuk pembangunan jalur rel LRT di luar DKI Jakarta, akan diserahkan kepada Kementerian Perhubungan, dengan mengikuti spesifikasi standard gauge. Rutenya, antara lain Cibubur-Cawang sepanjang kurang lebih 14,3 kilometer, Cawang-Bekasi Timur sepanjang 18,5 kilometer melalui kas negara.
 
Sebelumnya, kedua penyelenggara negara tersebut memang silang pendapat mengenai spesifikasi sarana dan prasarana pembangunan LRT. Ahok meminta proyek itu menggunakan standard gauge, namun Menteri Perhubungan Jonan justru memilih menggunakan lebar rel 1.067 milimeter, atau cape gauge.
Menhub Baru Tak Mau Dibandingkan dengan Jonan
 
Namun, dalam rapat koordinasi yang digelar sebelumnya, Kemenhub masih bersikeras condong memilih cape gauge, dengan alasan kemudahan untuk berbagai jalur dengan jalur yang sudah ada di Jawa dan Sumatera. Kemudahan tersebut, di antaranya mengenai perawatan dan penyeragaman rel yang sudah ada. (asp)
Pemilik Kapal Laut Tunggu Terobosan Menhub Baru
Menteri Perhubungan Budi Karya meninjau pelayanan KRL Commuter Line

Sebagian Pelabuhan di Indonesia Akan Diswastanisasi

Kebijakan itu sedang digodok oleh Kementerian BUMN dan Perhubungan.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016