Investor China Akan Relokasi Pabrik ke Indonesia

Ilustrasi pameran furniture
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan telah mengidentifikasi minat investasi investor furniture China ke Indonesia.

BKPM Gandeng Bank Mandiri untuk Tampung Dana Investor

Minat investasi tersebut akan dilakukan dalam bentuk merelokasi pabrik yang dimiliki akibat biaya operasional di China yang terus meningkat serta adanya ketersediaan bahan baku rotan di Indonesia.

Kepala BKPM, Franky Sibarani, menyampaikan upaya menarik investor padat karya dari China itu merupakan salah satu strategi pihaknya untuk mencapai target komitmen investasi Tiongkok yang mencapai US$30 miliar (setara dengan Rp375 triliun dengan asumsi kurs dolar AS Rp12.500). 
Menanti Data Inflasi China, Bursa Asia Dibuka Naik
 
"Ada perubahan struktur ekonomi di China ke arah konsumsi, sehingga industri manufakturnya banyak yang relokasi ke luar. Wacana terkait biaya operasional pabrik furniture di Provinsi Guangdong serta ketersediaan bahan baku produk furniture menjadi faktor pendukung rencana relokasi tersebut," kata Franky dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Jumat, 25 Maret 2016. 
Cari Data Investasi Lebih Akurat BKPM Gandeng BPS
 
Ia mengatakan bahwa Indonesia bersaing dengan negara Vietnam, India dan Myanmar untuk menarik relokasi industri asal China itu. Menurut Franky, industri furniture yang berminat melakukan relokasi ke Indonesia tergolong sektor industri padat karya yang merupakan sektor prioritas BKPM. 
 
"Bila mereka memang melakukan relokasi maka potensi penyerapan tenaga kerjanya akan besar. Kalau 200 perusahaan masing-masing perusahaan mempekerjakan 500 orang saja sudah 100.000 tenaga kerja yang tercipta," katanya.
 
Franky menyampaikan bahwa pihaknya akan terus melakukan koordinasi intensif dengan Kementerian Perindustrian untuk dapat mengawal peluang untuk menarik investor dari China tersebut. (ase)
 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya