Pengusaha Sambut Positif Paket Ekonomi XI

Inovasi Layanan Pembayaran Ekspor Impor
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Sikap optimistis terhadap paket kebijakan ekonomi jilid XI sudah mulai bermunculan, meskipun kebijakan baru itu baru saja diumumkan siang tadi. 

Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
 
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Kamar Dagang (Kadin) Indonesia Bidang Perhubungan, Carmelita Hartoto. Dia yakin, paket ekonomi XI nantinya bisa membantu dunia usaha dalam mengembangkan bisnisnya.
Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016
 
Carmelita optimistis, paket ekonomi ke-XI bisa memberikan manfaat nyata bagi dunia usaha. Terlebih, menyangkut target dwelling time (waktu tunggu bongkar muat kapal di pelabuhan) dan dalam memaksimalkan sistem Indonesia National Single Window (INSW) di Pelabuhan Tanjung Priok.
Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop
 
“Paket kebijakan ekonomi jilid XI menjadi sinyal positif pemerintah untuk mengoptimalkan fasilitas pengajuan permohonan perizinan secara tunggal, melalui Portal Indonesia National Single Window, untuk pemprosesan perizinan,” kata Carmelita, dalam siaran persnya, Selasa, 29 Maret 2016.
 
Menurut dia, penerapan Indonesia single risk management ke dalam Indonesia National Single Window bisa membantu pelaku usaha dalam kegiatan ekspor maupun impor. 
 
Sebab, dia menjelaskan, selama ini walau sudah ada paket kebijakan dari pertama tetapi sulit diterapkan, karena kendala-kendala di tingkat kementerian dan lembaga.
 
Namun, dia yakin, paket ekonomi terbaru ini telah dilengkapi petunjuk pelaksanaan yang  jelas. Dengan begitu, akan semakin memudahkan bagi dunia usaha dalam pengurusan berbagai perizinan di tingkat kementerian atau lembaga.
 
“Terus terang, dunia usaha mengharapkan setiap paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan, agar disertai kesiapan pengimplementasian di tingkat kementerian/lembaga,” katanya.
 
Soal dwelling time, menurutnya, tidak bisa disamakan antara pelabuhan di Indonesia dengan pelabuhan di Singapura atau Malaysia. Karena, pelabuhan di kedua negara itu hanya sebagai transhipment. 
 
“Kita itu seperti Thailand dan Filipina yang disebut pelabuhan akhir, kita lihat berapa hari di mereka,” katanya.
 
Dwelling time yang diatasi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, dinilainya perlahan-lahan sudah lebih baik. 
 
Walau yang harus menjadi sorotan juga, ujarnya, terkait dengan kemacetan di sekitar pelabuhan yang turut mengganggu arus barang.
 
“Pencapaian dwelling time sudah jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lain. Sangat bagus kemajuannya. Nah, tinggal  bagaimana pemerintah mengatasi kemacetan di tol Tanjung Priok dan menjalankan INSW secara benar. Itu perlu waktu dan uji coba berkali-kali,” kata dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya