Menteri Susi: 1 dari 3 Anak Kuntet, Padahal Kita Kaya Ikan

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA.co.id - Masyarakat Indonesia dinilai membutuhkan gizi, khusus protein, yang cukup dalam menghadapi tantangan persaingan yang ketat di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Indonesia Dukung Sentralisasi ASEAN

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mengatakan bahwa Sumber daya kelautan seperti ikan tuna dan lainnya dapat dioptimalkan sebagai asupan gizi bagi pertumbuhan anak-anak Indonesia. Menurutnya, sumber daya laut Indonesia yang begitu besar harusnya dimanfaatkan oleh Iindustri dan dikonsumsi oleh masyarakat.`

"Kita harus dapat gizi yang cukup dan protein yang besar, MEA sudah datang, harus jadi manusia berkualitas, kalau otak kita berisi protein yang cukup pasti anak-anak akan cerdas, kalau karbohidrat semua, lalu apa jadinya otak kita semuanya," kata Susi dalam forum bertajuk Investing in Aquaculture and Seafood Value Chain di kantornya, Rabu 30 Maret 2016.

Industri Makanan Kemasan Jawara di ASEAN

Susi  mengingatkan bahwa ada data yang mencerminkan bahwa masyarakat Indonesia masih kekurangan gizi akibat protein sehingga tumbuh dengan tubuh pendek.  Hal itu menurutnya sangat ironi, karena Indonesia memiliki sumber daya laut yang luas untuk mensuplai kebutuhan protein dalam negeri.

"Dari data Kementerian Kesehatan, satu dari tiga anak Indonesia itu tumbuh kuntet. Ini pendek dan kecil karena kualitas makanan, ini kewajiban kita semua," katanya.

Menteri Susi: 4 Kapal Baru untuk Berantas Pencurian Ikan

Ia sadar bahwa saat ini dirinya diberi tanggung jawab memimpin Sumber Daya laut yang begitu luas. Untuk itu, ia berkomitmen ingin menghentikan illegal fishing atau penangkapan ikan ilegal di laut Indonesia.

"Illegal fishing ini  juga bagian dari kesalahan masa lalu. Kita ingin ini semua berhenti," tegas Susi.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti

Menteri Susi Pergoki Kapal Asing 'Ganti Baju' di Benoa

Kapal eks asing itu dimodifikasi seolah milik kapal nelayan Indonesia

img_title
VIVA.co.id
3 Agustus 2016