Tahun Ini Pondasi Kereta Cepat Selesai 15 Persen

Groundbreaking pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Cikalong Wetan, Bandung Barat, beberapa waktu silam.
Sumber :
  • ANTARA/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id - Perusahaan kontraktor pelat merah, PT Wijaya Karya Beton Tbk, memprediksi tahun ini pihaknya baru akan menyelesaikan 10-15 persen pengerjaan pondasi pembangunan proyek kereta cepat (high speed railways/HSR) Jakarta-Bandung. Dalam hal ini, perseroan terlibat dalam menggarap jalur layang (elevated). 

Soal Kereta Cepat, Menhub Budi Tak Mau Gegabah
Direktur Keuangan Wijaya Karya Beton, Entus Asnawi, mengatakan saat ini pengerjaan pondasi pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung masih dalam proses desain. 
 
Reuters Klarifikasi Berita Rini Soal Kasus Korupsi China
"Proyek kereta cepat, kalau lihat schedule, diperkirakan tahun ini akan diawali dengan pengerjaan tanah, baru (setelah itu) pondasi. Diperkirakan kalau sesuai waktu, pengerjaan pondasi sekitar 10-15 persen," ujarnya, di Jakarta, Rabu, 30 Maret 2016.
 
Brudirect Klarifikasi Berita Rini di Kasus Korupsi China
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasi Wijaya Karya Beton, Ferry Hendriyanto, menyebutkan pada tahun ini pihaknya akan memfokuskan diri pada tahap pondasi. 
 
"Proyek kereta cepat kami masih dalam tahap desain bersama Wijaya Karya. Mungkin tahun ini kami akan mulai dengan pondasi dulu. Kontrak besar proyek kereta cepat box jalan. Tahun ini fokus ke pondasi," tuturnya. 
 
Sementara itu, Direktur Utama Wijaya Karya Beton, Wilfred A Singkali, mengatakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, dengan panjang 142 kilometer ini, diperkirakan memiliki nilai kontrak mencapai Rp7 triliun. Adapun, sekitar 50 persen dari proyek tersebut merupaka elevated
 
"Proyek kereta cepat kami bisa peroleh Rp6-7 triliun tapi ini belum hitung pondasi dan lain-lain. Ini peluang besar sekaligus tantangan besar bagi kita karena masalah waktu. Kami siapkan tiga hingga empat casting yang dekat lokasi untuk angkut barang yang beratnya 1.000 ton. Karena kalau diangkut dari pabrik, kami tidak punya transportasinya. Selain itu, jalurnya pun tidak ada yang bisa menopang. Sehingga kami akan bangun di pinggir jalan," ucapnya. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya